KOMPAS.com - Tikus rumah memang layak disebut omnivora yang oportunis. Ia akan memakan apapun di depan mata atau yang mudah tercium hidungnya, sehingga membuatnya terlihat ganas, baik di malam maupun siang hari.
Tak heran, kehadirannya benar-benar sangat mengganggu, apalagi selain berbau tak sedap, hewan ini juga berpotensi penyebarkan penyakit seperti leptospirosis dan lain-lain. Hewanini juga sering dianggap sebagai hama rumah tangga.
Selain itu, hewan ini juga memiliki kemampuan reproduksi yang tinggi membuat hewan pengerat ini mampu berkembang biak dengan sangat cepat.
Dalam setahun, satu ekor tikus mampu beranak hingga lima kali setahun, dengan 6-10 anak per kehamilan.
Oleh karenanya, menjaga rumah dari "serangan" tikus hal yang wajib dilakukan dengan cara in:
Hewan pengerat satu ini tidak tahan dengan bau amonia. Amonia adalah bahan kimia yang terdapat di urin predator atau pemangsa tikus.
Sehingga ketika mereka mencium bau amonia, tikus akan berpikir bahwa pemangsanya berada di sekitar mereka.
Untuk itu, Anda dapat menempatkan dua sendok makan deterjen dan segelas air dalam satu wadah lalu letakkan wadah tersebut di tempat tikus biasanya muncul.
Perlu diperhatikan agar Anda tidak menempatkan wadah berisi amonia di tempat yang mudah dijangkai anak-anak dan hewan peliharaan.
Selain itu, Anda juga dapat menggunakan bahan pengganti seperti peppermint oil, lada, cabai rawit, dan cengkeh.
Meski begitu, strategi hanya dapat diterapkan sementara. Ini karena tikus adalah hewan yang memiliki kemampuan adaptasi tinggi.
Sehingga ketika mereka menyadari bahwa bau tersebut bukan berasal dari pemangsa maka tikus akan kembali lagi ke tempat yang sama.
Manfaat minyak mint juga dapat dipakai untuk mengusir tikus. Hal ini karena tikus tidak menyukai baunya.
Caranya, Anda bisa mengoleskan minyak mint pada selembar kertas tebal dan menempatkannya di jalur yang biasa dilalui tikus.
Kapur barus juga ampuh mengusir tikus. Caranya, hancurkan kapur barus dan sebarkan di beberaoa jalur yang biasa dilalui tikus.