Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/06/2019, 23:27 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

CIKAMPEK, KOMPAS.com - Tak ada kemacetan berarti hingga puluhan kilometer seperti terjadi saat Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) beroperasi kali perdana pada musim mudik Lebaran  13 Juni 2015.

Tak ditemukan pula kecelakaan lalu lintas mayor yang merenggut puluhan korban meninggal dunia, seperti kecelakaan dramatis bus Rukun Sayur pada 14 Juli 2015 di KM 207 Tol Palimanan-Kanci.

Demikian pula peristiwa sejenis tragedi Brebes Exit (Brexit) pada periode mudik 2017 yang menyisakan duka nestapa mendalam para pemudik. Semua itu tak terjadi pada 2019, alias nihil sama sekali.

Yang terjadi dan terpantau di lapangan oleh Tim Merapah Trans-Jawa 4.0 Kompas.com adalah perjalanan mudik yang lebih baik, lebih lancar, nyaman, aman, cepat, dan menyenangkan.

Kesaksian tak hanya disampaikan oleh satu, dua, atau tiga pemudik, melainkan oleh mereka yang bersedia diwawancara selama ekspedisi Tim Merapah Trans-Jawa 4.0 Kompas.com mulai dari Merak di Banten, hingga Probolinggo di Jawa Timur.

Baca juga: Mudik Lancar, Warganet: Kemacetan Itu Tradisi, Kok Dihilangkan?

Tentu saja, fakta yang terjadi di lapangan sesuai dengan ekspektasi para pejabat negeri penyelenggara perhelatan mudik Lebaran 2019.

Para petugas di lapangan yang berjasa di balik lancarnya perjalanan mudik Lebaran 2019. Hilda B Alexander/Kompas.com Para petugas di lapangan yang berjasa di balik lancarnya perjalanan mudik Lebaran 2019.
Mulai dari Kementerian Perhubungan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Badan Usaha Jalan Tol (BUJT), Kepolisian Republik Indonesia, Kementerian Kesehatan, dan berbagai pihak yang terlibat, termasuk masyarakat.

"Mudik tahun ini adalah tentang happiness. Kembali pulang ke kampung halaman dengan perasaan gembira, bahagia, suka cita. Mudik adalah perjalanan yang menyenangkan," tutur Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.

Kami merangkum beberapa sosok yang bertugas di lapangan dengan kontribusi demikian signifikan bagi kenyamanan, keamanan, keselamatan, dan perasaan gembira saudara-saudara pemudiknya.

Mereka tak cuma bekerja keras hingga puluhan jam tanpa jeda, juga rela berpisah dengan keluarga tercinta.

Bahkan, ada di antara mereka yang berkali-kali Lebaran, tak kunjung pulang demi memastikan masyarakat Indonesia dapat bertemu handai taulan.

Berikut ini adalah mereka yang berjasa di balik lancarnya mudik Lebaran 2019:

GM PT Jasamarga Cabang Jakarta Cikampek Raddy R Lukman

Bagi pria kelahiran Bogor 6 November 1967 ini, kelancaran dan keselamatan para pemudik adalah hal utama. Untuk itu berbagai upaya dan strategi dilakukan, untuk kemudian dievaluasi dan diperbaiki.

GM Jasa Marga cabang Jakarta-Cikampek, Raddy R LukmanKompas.com/DANI PRABOWO GM Jasa Marga cabang Jakarta-Cikampek, Raddy R Lukman
Terkait kelancaran pemberlakuan one way  di Tol Jakarta-Cikampek KM 70, menurut Raddy bukan tanpa strategi.

Semua dilakukan secara terencana dan terjadwal. Sosialisasi juga dilakukan, termasuk perubahan-perubahan waktu pelaksanaan, dan area penerapannya. 

"Kami selalu rapat, berkoordinasi lintas instansi, melalui grup media sosial dan lain-lain," sebut Raddy.

Kerja yang demikian intensif, memaksa Raddy untuk tidak berleha-leha, walau barang sejenak. Dia mengaku hanya tidur rata-rata 2,5 jam per hari selama perhelatan mudik tahun ini.

"Pukul 00.00 WIB sebisa mungkin istirahat, dan harus terjaga kembali pukul 03.00 WIB untuk sahur dan lanjut memantau situasi lalu lintas di lapangan, termasuk persiapan rekayasa lalu lintas one way pada pagi hari pukul 06.00 WIB," kisah Raddy.

Baca juga: Merapah Trans-Jawa 4, Panduan Lengkap Mudik 2019

Rutinitas ini terus berlangsung selama beberapa hari. Bahkan, saat pembukaan Gerbang Tol (GT) baru Cikampek Utama, suami dari Cherry Zulviyanti Riadi Lukman ini tidak tidur hampir 24 jam.

Namun, berkat kerja ikhlas, selalu berdoa, dan semangat pelayanan, Raddy mampu melaluinya dengan baik.

Tantangan terberatnya saat menjalankan tugas di Tol Jakarta-Cikampek yang menjadi wilayah "kekuasannya" adalah menjaga emosi serta mempertahankan semangat kerja anggota timnya.

"Ini demi membangun energi positif, sehingga semua pengguna jalan tol terlayani dengan baik," imbuh ayah dua putri dan satu putra ini.

Kapolres Cirebon AKB Suhermanto

Sosoknya tak asing lagi bagi pewarta dalam setiap peristiwa mudik. Tak terkecuali penyelenggaraan tahun 2019 ini.

Kapolres Cirebon, AKBP Suhermanto, memberikan keterangan pada sejumlah pekerja media usai pengamanan satu rombongan di kilometer 229 Tol Kanci ? Pejagan, Kecamatan Ciledug, Kabupaten Cirebon, Rabu (22/5/2019). Polisi menemukan satu buah stik besi, pesan provokasi ajakan people power di alat komunikasi penumpang. Kompas.com/ MUHAMAD SYAHRI ROMDHON Kapolres Cirebon, AKBP Suhermanto, memberikan keterangan pada sejumlah pekerja media usai pengamanan satu rombongan di kilometer 229 Tol Kanci ? Pejagan, Kecamatan Ciledug, Kabupaten Cirebon, Rabu (22/5/2019). Polisi menemukan satu buah stik besi, pesan provokasi ajakan people power di alat komunikasi penumpang.
Suhermanto adalah "pimpinan" wilayah dengan titik krusial kemacetan paling tinggi untuk koridor Tol Trans-Jawa, Jalan Nasional Pantai Utara (Pantura), serta jalur-jalur lingkungan, yakni Kabupaten Cirebon.

"Wilayahnya memang sangat luas. Kami harus menjangkaunya mulai dari ibu kota kabupaten hingga tingkat kecamatan dan kelurahan. Semua infrastruktur yang dilintasi pemudik adalah ladang pelayanan kami," tutur Suhermanto.

tak mengherankan jika perangkat komunikasi pribadinya terus menerus berdering adalah demi memastikan strategi pengamanan mudik berlangsung sesuai dengan skenario.  

Serupa dengan Raddy, Suhermanto pun tak bisa meninggalkan tugas dan tanggung jawabnya hanya untuk menutup mata sejenak dan mengistirahatkan pikiran.

"Tidak bisa seperti itu. Ini adalah panggilan tugas. Kami harus siap, sedia, dan siaga," ucap dia.

Lancarnya arus mudik di wilayah Kabupaten Cirebon, termasuk Tol Cikopo-Palimanan, Tol Palimanan-Kanci, atau jalur pantura adalah berkat koordinasi, dan sinergi lintas sektor, serta strategi terukur dengan target-target yang serba lebih baik.

"Kami selalu berkomunikasi, berkoordinasi, dan bersinergi. Tidak saja dengan Pemerintah Daerah, juga dengan Badan Usaha Jalan tol (BUJT). Karena sistem one way di Tol Trans-Jawa, membuat kami harus mempersiapkan langkah antisipatif yang tepat," jelas Suhermanto.

Baca juga: Sehari Jelang Idulfitri, Kendaraan via GT Kalikangkung 10.000 Unit

Oleh karena itu, Polres Cirebon jauh-jauh hari telah menyiapkan sejumlah skenario. Di antaranya membentuk Tim Urai yang bertugas memantau, mengurai, dan mengamankan arus mudik Lebaran 2019.

Tim Urai ini ditempatkan di sejumlah lokasi Jalur Pantura di wilayah kewenangan Kabupaten Cirebon. Mereka dibekali dengan perangkat telekomunikasi mutakhir, dan mengendarai sepedamotor yang bisa bergerak cepat, lincah, dan efektif.

"Kami kerja jemput bola. Tidak harus menunggu lalu lintas padat. Pokoknya, setiap ada jalur yang tersendat, kami selalu siap mengurainya," tegas Suhermanto.

Seperti diketahui, Cirebon merupakan titik krusial dan perlintasan lalu lintas dari barat menuju tengah dan timur Pulau Jawa.

Kanit Turjawali Sat Lantas Polres Karawang Aipda Ali Idrus

Sosoknya ramah dan supel dalam berkomunikasi. Namun, ketegasan sikap dan caranya mengambil keputusan demikian lugas.

Kanit Turjawali Sat lantas Polres Karawang Aipda Ali Idrus di Simpang Jomin, Kabupaten Karawang, Senin (3/6/2019).Hilda B Alexander/Kompas.com Kanit Turjawali Sat lantas Polres Karawang Aipda Ali Idrus di Simpang Jomin, Kabupaten Karawang, Senin (3/6/2019).
Dialah Aipda Ali Idrus yang bertugas di Pos Pengamanan Simpang Jomin, Kabupaten Karawang. Familiar dengan infrastruktur pertigaan nan legendaris ini? 

Simpang Jomin kala Jalan Tol Trans-Jawa belum dibangun, tidak hanya digunakan oleh pemudik yang mengalir ke arah timur, barat, dan selatan Jawa, melainkan juga pedagang kaki lima, pasar tumpah, dan juga warga Karawang yang beraktivitas sehari-hari.

Simpang Jomin ini juga beken sebagai " jalur neraka" karena kemacetan di sini bisa berlangsung puluhan jam.

Idrus dan timnya sampai dibuat tak tidur berhari-hari demi mengurusi legenda infrastruktur satu ini. Bahkan, pria asal Bandung ini rela berkali-kali tak berlebaran bersama keluarga. 

"Kalau pun bisa istirahat, paling hanya 15 menit. Itu pun tidur ayam. Tapi ini kan tugas. Kami berusaha melayani masyarakat dengan baik, agar mereka perjalanan mudiknya lancar," imbuh dia.

Idrus dan timnyalah yang membuat Simpang Jomin jauh lebih lancar, cenderung sepi pada musim mudik tahun ini.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com