JAKARTA, KOMPAS.com - Penerapan sistem satu arah atau one way diperkirakan akan memperlancar musim mudik dan balik Lebaran tahun ini.
Meski demikian, tak ada salahnya bila pemudik tetap mengantisipasi potensi kemacetan yang terjadi di jalan tol.
Ketua Umum Asosiasi Jalan Tol Indonesia (ATI) Desi Arryani menuturkan, salah satu hal yang perlu diantisipasi yaitu kapasitas bahan bakar minyak (BBM) di tangki mobil.
"Sebelum berangkat, isi penuh dulu di SPBU. Walaupun di rest area ada SPBU ya," kata Desi di Jakarta, Jumat (24/5/2019).
Menurut dia, one way bakal meningkatkan minat masyarakat untuk mudik melalui jalan tol untuk menjajal pengalaman Tol Trans Jawa yang telah terhubung dari Merak sampai Probolinggo.
Di samping mahalnya harga tiket pesawat yang berpotensi mengalihkan minat mereka untuk menggunakan mobil.
Baca juga: Pemudik, Jangan Pelit Isi Saldo Uang Elektronik
Pertamina, kata Desi, memastikan kecukupan pasokan BBM di Tempat Istirahat maupun Tempat Istirahat dengan Pelayanan (TI/TIP).
Namun, dengan kapasitas TI/TIP yang terbatas tentu akan menyulitkan masyarakat, terlebih bila kondisi parkir penuh.
"Jadi sebaiknya diisi penuh sebelum mudik. Nanti di kilometer sekian, setelah Semarang, baru diisi lagi," kata dia.
Desi menambahkan, dengan sistem one way memang jumlah TI/TIP yang bisa dimanfaatkan untuk istirahat atau mengisi bahan bakar lebih banyak. Sebab, TI/TIP di kedua jalur tol dapat dimanfaatkan secara bersamaan.
Namun, berkaca dari pengalaman tahun lalu saat TI/TIP penuh pemudik, petugas menerapkan diskresi dengan menutupnya. Tak sedikit masyarakat yang nekat memaksa petugas untuk membukanya.
Salah satu hal yang dilakukan yaitu dengan memarkirkan kendaraan di depan akses rest area. Akibatnya, kemacetan panjang pun tak dapat terelakkan.
"KIta semua hanya bisa memprediksi jumlah pemudik dan tidak tahu realisasinya seperti apa. Jadi lebih baik kita menjaga janggan mengambil risiko yang lebih besar," tuntas Desi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.