JAKARTA, KOMPAS.com - Dua lokasi calon ibu kota baru di Kalimantan telah dikunjungi Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Menurut Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, kedua lokasi tersebut memiliki nilai positif dan negatif bila dipilih menjadi ibu kota baru.
Pertama, kawasan Bukit Soeharto di wilayah Kalimantan Timur. Lokasi ini berada di antara Kota Balikpapan dan Samarinda. Wilayah berbukit merupakan topografi khas kawasan ini.
"Prasarana jalan sudah ada jalan tol, sehingga kesiapan untuk kehidupan perkotaan positif di situ. Di sana juga lahannya sudah ada batu bara," kata Basuki di kantornya, Jumat (10/5/2019).
Baca juga: Soal Anggaran Pemindahan Ibu Kota, Opsi Tukar Guling Bisa Jadi Pilihan
Sementara lokasi kedua yaitu kawasan Gunung Mas di Kalimantan Tengah. Daerah ini merupakan kawasan tertinggal yang jauh dari kota.
Meski demikian, sarana berupa jalan telah dibangun Kementerian PUPR.
"Hutannya masih asli. Tapi jauh dari kota, sehingga perlu prasarana dasar yang lebih dari Kalimantan Timur," ungkap Basuki.
Dari aspek ketersediaan air bersih, menurut Basuki, bukan menjadi persoalan. Sebab, di Kalimantan Timur terdapat Bendungan Samboja yang bisa menjadi sumber air baku dan dapat diolah menjadi air minum.
Baca juga: Bocoran Ibu Kota Baru, Kota di Kalimantan Salah Satu Pilihan
"Di Kalimantan Tengah juga ada potensi bendungan yang punya kapasitas 900-an juta meter kubik, dengan potensi listrik 270 MW. Semua ada plus minusnya," sambung Basuki.
Hal lain yang masih perlu mendapat kajian yaitu soal aspek sosial budaya. Kedua wilayah ini memiliki latar belakang sosial budaya yang berbeda sehingga harus dikaji serius terlebih dahulu dari Bappenas.
"Menerima 1,5 juta orang kan enggak gampang. Itu harus dipelajari," tuntas Basuki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.