"Itu sebenarnya tes untuk pesawat. Jadi ibaratnya, kalau pesawat itu kan tabung tertutup, kalau terbakar kan sangat membahayakan," sebut Johan.
Selain tahan api, dalam tes tersebut ornamen seperti atap rumbia juga harus melewati wind up lift atau tes ketahanan angin hingga kecepatan 160 kilometer per jam, hingga tes ketahanan material di area luar.
Kemampuan mumpuni yang dimiliki eco faux tidak terlepas dari penggunaan standar produksi yang mengacu pada standar material yang diterapkan di Amerika Serikat.
Tak heran bila akhirnya produk jadi eco faux banyak diminati oleh pasar hotel dan wisata leisure mancanegara.
Pada 2018 saja, nilai ekspor Viro hampir mencapai 50 juta dollar AS atau setara Rp 712 miliar. Pendapatan tersebut 50-60 persen dari total pendapatan yang dihasilkan perusahaan sepanjang tahun.
Tahun ini, Viro menargetkan kenaikan pendapatan 40 persen secara keseluruhan, baik untuk penghasilan ekspor maupun penjualan domestik.
Sejumlah strategi dilakukan, terutama untuk memperluas pasar mancanegara yang cukup potensial. Saat ini, produk Viro telah dipasarkan di China, Fiji, Maldives hingga Eropa barat.
Baca juga: Bisnis Hotel Domestik Sepi, Viro Makin Agresif di Mancanegara
Menurut Johan, negara-negara di sepanjang garis khatulistiwa merupakan salah satu pasar potensial untuk digarap.
Hal itu disebabkan negara-negara ini memiliki iklim tropis, yang cocok dikembangkan untuk resor yang mengadopsi tema ini.
"Tahun ini kami menyasar timur tengah di Dubai, Arab Saudi, dan Kuwait," sambung Johan.
Selain itu, dalam waktu dekat, Viro juga akan menggarap proyek taman tematik baru yang hampir mirip dengan taman Avatar di Disney World. Namun, ia masih merahasiakan proyek tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.