BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Polytron

Ini Cara agar Tagihan Listrik Bulanan Enggak Bikin “Kantong Jebol”

Kompas.com - 23/04/2019, 17:24 WIB
Alek Kurniawan,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Seorang ibu rumah tangga, Sari (32) terlihat gusar saat mengetahui tagihan listrik bulanan di rumahnya kian tinggi. Belum lagi, ia harus menganggarkan biaya belanja di akhir bulan untuk membeli berbagai kebutuhan.

Apa yang dialami Sari, mungkin juga kerap dialami oleh kebanyakan orang. Lalu, apa solusi terbaik untuk mengatasi permasalahan ini?

Penghematan energi merupakan salah satu jawabannya.

Dengan mengemat energi, banyak manfaat yang bisa diperoleh. Selain bisa menekan pengeluaran listrik per bulannya, Anda juga bisa mengurangi emisi karbon yang tersebar di udara.

Asal tahu saja, seperti dikutip dari The Washington Post yang termaktub dalam artikel Kompas.com, Kamis (16/11/2017), emisi pada 2017 diperkirakan mencapai 37 miliar ton karbon dioksida.

Namun, bagaimana cara menghemat listrik yang tepat sasaran? Untuk lebih lengkapnya simak ulasan yang Kompas.com rangkum berikut ini.

Atur penggunaan lampu

Cara yang paling mudah untuk menghemat listrik adalah mematikan lampu bila tidak terpakai. Memang, langkah yang satu ini sering dianggap remeh oleh banyak orang. Misalnya, ketika pagi hari telah tiba lampu rumah masih tampak terang benderang.

Untuk mengatasi masalah lupa mematikan lampu ini, sebaiknya Anda meletakkan saklar lampu di tempat yang strategis dan sering Anda lalui. Dengan cara ini, Anda akan selalu ingat untuk mematikan lampu karena kerap melihat saklar ketika berjalan.

Biasakan juga mematikan lampu ketika malam tiba dan sisakan beberapa saja penerangan yang penting. Contohnya, lampu kamar mandi, lampu dapur, dan lampu ruang tengah.

Selain itu, Anda juga bisa memanfaatkan teknologi Internet of Things atau rekayasa internet. Dengan teknologi ini, Anda akan dengan mudah mengatur lampu di dalam rumah dalam satu genggaman smartphone.

Cabut steker listrik jika tidak terpakai

Tips selanjutnya adalah jangan membiarkan colokan listrik menancap terus menerus di terminal listrik. Selain berisiko merusak peralatan elektronik, steker listrik yang terus tertancap juga akan mengonsumsi listrik terus menerus.

Sebagai gambaran, melansir artikel Kompas.com, Jumat (9/2/2018), kabel laptop yang terpasang di terminal akan memakan listrik sekitar 50 watt per jam. Sedangkan komputer meja atau desktop akan melahap listrik sekitar 20 watt per jam.

Sama halnya dengan charger ponsel. Bila Anda membiarkan kepala charger terus menancap di terminal, daya listrik akan tersedot lebih kurang 1 watt per jam.

Belum lagi steker televisi yang bisa menghabiskan listrik sampai 15 watt per jam. Selain itu, modem internet juga bisa menjadi “vampir listrik” sebesar 4 watt per jam.

Jika kegiatan di atas terus dibiarkan, maka tak heran tagihan listrik akan menggelembung pada akhir bulan.

ilustrasi lampu ledThinkstock/DKsamco ilustrasi lampu led
Ganti lampu pijar dengan LED

Bila saat ini Anda masih menggunakan lampu pijar biasa, sebaiknya mulailah ganti lampu tersebut dengan lampu neon atau light-emitting diode (LED). Hal ini karena lampu neon dan lampu LED membutuhkan daya yang lebih kecil daripada lampu pijar.

Sebagai contoh, lampu LED dengan merek tertentu yang berkapasitas 7 watt bisa setara dengan lampu pijar berkekuatan 60 watt.

Namun, masih banyak orang yang menganggap bahwa lampu LED harganya lebih mahal daripada lampu pijar. Meskipun begitu, dari segi perawatan lampu LED lebih hemat dan lebih awet sehingga menekan biaya pengeluaran lebih lanjut.

Atur pemakaian alat elektronik berdaya besar

Selain mengatur penggunaan lampu seperti yang sudah tertulis di atas, Anda juga wajib mengatur penggunaan alat elektronik yang memiliki daya besar.

Sebut saja mesin pendingin udara atau air conditioning (AC), pompa air, dispenser, water heater, alat penanak nasi, mesin cuci, dan setrika.

Ada banyak cara yang bisa Anda lakukan untuk berhemat, misalnya dengan menggunakan mesin cuci seminggu sekali saja, cabut steker dispenser apabila tak terpakai, atau optimalkan air dingin dari lemari es saja.

Selain itu, Anda juga bisa memanfaatkan kompor gas untuk membuat air panas dan memakai tandon penampung air agar tidak terlalu sering menyalakan pompa air.

Gunakan alat elektronik hemat listrik

Last but not least, tips terakhir yang bisa Anda terapkan adalah menggunakan alat elektronik yang hemat listrik. Dengan menggunakan alat elektronik berdaya kecil tentu akan mengurangi pemakaian listrik Anda.

Sebagai contoh adalah mesin cuci. Mesin cuci adalah salah satu alat elektronik yang kerap digunakan oleh sebagian besar ibu rumah tangga untuk mencuci. Jika Anda salah memilih mesin cuci yang berdaya besar, maka penghematan listrik akan sulit dilakukan.

Memilih mesin cuci yang berdaya hemat adalah salah satu tips untuk menekan biaya listrik.Dok. Polytron Memilih mesin cuci yang berdaya hemat adalah salah satu tips untuk menekan biaya listrik.
Oleh karena itu, kunci utama untuk menghemat pada bagian ini adalah membeli mesin cuci yang hemat listrik seperti mesin cuci Primadona Samba dari Polytron.

Asal tahu saja, mesin cuci ini menggunakan teknologi magic gear yang mampu menghasilkan tenaga putaran maksimal dengan daya listrik minimal, di mana penggunaan listrik lebih hemat hingga 30 persen.

Sebagai gambaran, Anda hanya perlu mengeluarkan uang Rp 400 per kilogram (sudah termasuk biaya listrik, air, dan deterjen ) untuk hasil cucian yang bersih sempurna.

Selain itu, ada pula teknologi water selector yang membuat kegiatan cuci-mencuci jadi lebih praktis. Untuk info lebih lanjut, silakan kunjungi laman resmi Polytron di sini.

Dengan begitu, langkah untuk melakukan penghematan listrik akan segera terealisasikan.

Bye-bye listrik boros!


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com