JAKARTA, KOMPAS.com - PT Jasa Marga (Persero) Tbk bersama dengan PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) secara resmi merilis Kontrak Investasi Kolektif Dana Investasi Infrastruktur (KIK-DINFRA), Senin (15/4/2019).
Produk KIK-DINFRA yang dinamakan DINFRA Toll Road Mandiri 001 ini mulai diperkenalkan pada saat penyerahan surat pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) saat pertemuan IMF-Bank Dunia di Bali 2018.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djayadi menuturkan, produk KIK DINFRA Toll Road Mandiri merupakan solusi alternatif bagi investor untuk berinvestasi pada aset infrastruktur, yang pertama tercatat di BEI.
"Dengan pertama kali penerbitan ini kami berharap pada masa mendatang akan ada produk serupa supaya bisa membantu pendanaan infrastruktur di Indonesia," kata Inarno dalam sambutannya jelang perdagangan perdana DINFRA Toll Road Mandiri 001.
Dia mengutarakan keyakinannya, produk investasi jalan tol ini dapat diterima investor sehingga bisa dinikmati, dan membawa manfaat yang lebih besar bagi rakyat Indonesia.
Pada kesempatan yang sama Direktur Utama MMI Alvin Pattisahusiwa mengungkapkan, DINFRA Toll Road Mandiri 001 ini telah disiapkan sejak 2018.
Baca juga: Tol Pandaan-Malang Batal Diresmikan Jumat Ini
Sesaat setelah diperkenalkan di Bali, demand-nya cukup tinggi. Hingga Senin (15/4/2019) telah terhimpun dana sebanyak Rp 423 miliar dari total target Rp 1 triliun.
"Menariknya, 60 persen dari dana yang sudah terhimpun ini berasal dari investor ritel atau masyarakat umum. Selebihnya adalah investor institusi. Penawaran ini akan diperdagangkan hingga Mei 2019," kata Alvin menjawab Kompas.com.
Dengan proyeksi pengembalian investasi sekitar 13 persen, Alvin memastikan DINFRA Toll Road Mandiri 001 merupakan instrumen investasi yang paling menarik untuk saat ini.
Menyusul gencarnya pembangunan infrastruktur yang dilakukan Jasa Marga yang hingga saat ini menguasai 20 konsesi jalan tol. Sebanyak 14 tol di antaranya telah, dan akan beroperasi hingga akhir 2019.
Dana yang terhimpun dari kontrak investasi kolektif tersebut bakal digunakan untuk membeli saham PT Jasamarga Pandaan Tol (JPT) sebagai pemilik konsesi Tol Gempol-Pandaan sepanjang 13,61 kilometer.
Pembelian saham dapat melalui pengambilan bagian atas penerbitan saham baru, maupun pembelian kepemilikan dari Jasa Marga pada JPT.
MMI bertindak sebagai manajer investasi, didukung oleh PT Mandiri Sekuritas sebagai arranger, dan PT Maybank Indonesia Tbk sebagai bank kustodian.
Dipilihnya Tol Gempol-Pandaan, menurut Direktur Utama Jasa Marga Desi Arryani karena karakteristiknya pas, mulai dari kebutuhan pendanaan, size (ukuran), dan potensi investasi.
"Kami sangat memerlukan sutainable growth. Karena itu kami telah menyiapkan diri untuk perluasan atau ekspansi jalan tol lebih lanjut," ucapnya.
Desi melanjutkan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan Jasa Marga mengoperasikan 1.250 kilometer jalan tol hingga akhir 2019.
"Ini lonjakan 15 tangga. Sebelum 2014 jalan tol terbangun masih 593 kilometer. Sampai 2018 tambah 650 kilometer. Tantangannya funding, betapa besar investasi yang kami tanamkan," papar Desi.