Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Okupansi Perkantoran di Luar CBD Jakarta Meningkat

Kompas.com - 09/04/2019, 14:35 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyerapan ruang perkantoran di luar kawasan pusat bisnis (non-CBD) Jakarta menunjukan pertumbuhan positif sepanjang 2018.

Kinerja tersebut turut didukung tingkat penyelesaian terbatas, sehingga tak banyak ruang perkantoran baru yang disumbangkan sepanjang tahun.

Dari catatan Savills Indonesia, tak kurang 118.000 meter persegi ruang perkantoran baru yang masuk ke pasar. Sehingga, total pasokan ruang perkantoran baru mencapai 2,8 juta meter persegi.

"Moderasi pasokan baru terbukti melegakan pasar dan pada akhir 2018 tingkat hunian tercatat 76 persen, atau terjadi peningkatan positif dibandingkan periode tahun sebelumnya yang hanya 75,8 persen," kata Head of Research and Consultancy Savills Indonesia Anton Sitorus.

Adapun penyerapan sepanjang tahun mencapai 95.000 meter persegi atau tumbuh 21 persen lebih tinggi dibandingkan tahun 2017.

Baca juga: Dekat MRT Jakarta Tak Menjamin Gedung Kantor Dilirik Penyewa

Perusahaan berbasis teknologi memiliki peran penting dalam pertumbuhan tingkat hunian ini.

"Salah satunya Tokopedia, melalui unit usahanya Tokopedia Care yang mengokupansi tujuh lantai di Puri International Ciputra di Jakarta Barat," kata Anton.

Sementara itu, dari total pasokan yang ada, tingkat hunian tertinggi dipegang gedung perkantoran Grade C yakni 90 persen. Disusul gedung perkantoran Grade B dan B+ 72 persen, dan Grade A 65 persen.

Adapun wilayah Jakarta Selatan masih merajai sebagai lokasi sebaran gedung perkantoran non-CBD tertinggi hingga 56 persen dari seluruh total pasokan.

Posisi berikutnya diikuti Jakarta Barat 17 persen, Jakarta Pusat 14 persen, Jakarta Utara 13 persen dan Jakarta Timur 1 persen.

"Dari semua lokasi, pengambilan terakhir dicatat sebagai yang tertinggi di Jakarta Selatan, yang mencatat 31.000 meter persegi total penyerapan. Ini diikuti oleh Jakarta Barat dan Jakarta Utara, masing-masing menyumbang sekitar 26.000 meter persegi dan 23.000 meter persegi," jelas Anton.

Penyerapan positif dari ruang yang direkam tahun lalu telah menghasilkan harga sewa yang lebih stabil sepanjang.

Pada akhir 2018, harga sewa rata-rata yang ditawarkan mencapai Rp 127.000 per meter persegi, atau lebih tinggi dari angka yang dicatat pada akhir 2017 sebesar Rp 126.000 per meter persegi.

Jakarta Selatan masih memegang sebagai daerah dengan kantor dengan harga sewa paling premium, yakni Rp 145.600 per meter persegi per bulan.

Posisi selanjutnya diikuti Jakarta Barat Rp 118.600 per meter persegi, Jakarta Utara dengan harga Rp 111.015 per meter persegi, Jakarta Pusat dengan harga Rp 102.000 per meter persegi dan Jakarta Timur dengan harga Rp 87.500 per meter persegi.

"Dengan tingkat kekosongan moderat dan sewa stabil, pasar non-CBD berkinerja relatif lebih baik dibandingkan dengan CBD. Kantor CBD mengalami kenaikan dalam tingkat kekosongan dan penurunan harga sewa karena pasokan baru yang kuat," tuntas Anton.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau