JAKARTA, KOMPAS.com - Kemudahan akses transportasi tidak semata-mata menjadi pertimbangan calon penyewa perkantoran dalam mengambil keputusan. Ada banyak faktor lainnya yang memengaruhi keputusan tersebut.
Head of Research Savills Indonesia Anton Sitorus mengungkapkan hal tersebut menanggapi beroperasinya Moda Raya Terpadu (MRT) yang baru diresmikan Presiden Joko Widodo, Minggu (24/3/2019).
"Sekarang kalau ngomong perkantoran, pasokannya melimpah, opsi buat penyewa memilih kantor kan jadi semakin banyak," ungkap Anton kepada Kompas.com, Senin (25/3/2019).
Baca juga: Kalo Hanya Satu Trase, MRT Jakarta Tak Berdampak pada Sektor Properti
"Apa semua perusahaan mau atau rela bayar harga mahal supaya kantornya terkoneksi MRT Jakarta? Kan enggak juga," imbuh dia.
Menurut Anton, keberadaan transportasi publik hanya menjadi salah satu nilai tambah bagi sebuah perkantoran.
Namun bagi calon penyewa ada beberapa faktor lain yang turut menjadi pertimbangan.
"Budget-nya dia, luasan kantornya, kualitasnya, keamanan gedungnya," sebut Anton.
Ia pun menilai, dampak kehadiran MRT bagi sektor properti akan dirasakan dalam jangka waktu yang cukup panjang.
Itu pun dengan catatan adanya penambahan trase baru sehingga membuat interkoneksi antarwilayah menjadi kian mudah.
"Kalau kita lihat negara-negara lain yang sudah punya sistem ini seperti Hong Kong, Jepang, gimana rumitnya jaringan mass transportation yang ada begitu luar biasa. Kita itu belum apa-apa, mungkin baru satu langkah dari 100 langkah," ucap Anton.
Berdasarkan riset Savills Indonesia, jumlah pasokan ruang perkantoran di sepanjang kawasan bisnis Jakarta diperkirakan bertambah hingga mencapai 1,3 juta meter persegi pada 2021.
Dari jumlah tersebut, 391.000 meter persegi di antaranya masuk pasar tahun ini. Adapun total suplai sampai akhir 2018 mencapai 6,3 juta meter persegi.
Jumlah yang cukup besar ini didominasi perkantoran Grade A (39 persen), Grade B (29 persen), Premium Grade (22 persen), dan Grade C (10 persen).
Perkantoran Grade A dan Premium menunjukkan tren penyerapan yang cukup positif dbandingkan perkantoran Grade B dan C.
Dari total penyerapan 148.000 meter persegi sepanjang 2018, sebagian besar penyewa merupakan penyewa perkantoran Grade A.