Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Museum Ikonik Paling Atraktif

Kompas.com - 06/04/2019, 21:28 WIB
Rosiana Haryanti,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Museum kini tak lagi membosankan. Terlebih bila dilihat dari desainnya. Beberapa dirancang dengan langgam kontemporer, modern, dan tentu saja begitu atraktif.

Bahkan dengan rancangan yang menarik, museum kini bukan hanya tempat memamerkan karya seni dan barang arkeologis.

Namun juga sebagai tengara dan monumen kebanggaan suatu wilayah, seperti museum di bawah ini:

National Museum of Qatar

Museum ini didesain oleh arsitek pemenang Penghargaan Pritzker, Jean Nouvel yang juga berada di balik keindahan Louvre Abu Dhabi.

National Museum of Qatar di Doha yang dirancang oleh arsitek Perancis Jean Nouvel.
Iwan Baan National Museum of Qatar di Doha yang dirancang oleh arsitek Perancis Jean Nouvel.

Rancangan kompleks seluas 5,3 hektar ini terdiri dari serangkaian cakram yang saling terkait berbagai dimensi dan ukuran.

Dalam setiap ruang kosong antar cakram tersebut terdapat fasad kaca yang memberikan akses cahaya matahari ke dalam ruangan.

Di dalam museum juga terdapat istana putra pendiri Qatar modern, Syekh Abdullah bin Jassim Al Thani.

Museum Amos Rex

Museum yang dibuka pada 30 Agustus 2018 ini merupakan tempat bagi karya seni kontemporer.

Desain ruangan museum berbentuk layaknya labirin, tanpa satu pun pilar yang berada di bawah tanah.

Mengutip Dezeen, letak museum sendiri ada di Lasipatsi Square di Kota Helsinki. Dari atas permukaan tanah, pengunjung akan menemukan lima kubah yang merupakan atap museum.

Atap museum dengan jendela besar yang berfungsi menyediakan pencahayaan alami di dalam museum. Tuomas Uusheimo Atap museum dengan jendela besar yang berfungsi menyediakan pencahayaan alami di dalam museum.

Bangunan seluas 2.183 meter persegi ini dirancang oleh firma arsitektur asal Helsinki, JKMM. Pembangunannya menghabiskan dana sebesar 57 juta dollar AS.

Pada bagian atap tampak beberapa jendela seperti pipa yang memungkinkan pengunjung dari luar untuk mengintip ke dalam ruang pameran.

M + Hong Kong

Museum ini dirancang oleh Herzog & de Meuron menjadi salah satu museum budaya visual terbesar di dunia, dan diklaim sebagai bangunan unik yang menempatkan Asia sebagai fokus desain.

Melansir Designboom, bangunan ini berada di tepi taman reklamasi seluas 14 hektar di Victoria Harbour Hong Kong.

Herzog & de Meuron merancang museum yang terhubung langsung ke Airport Express melalui terowongan bawah tanah.

M + di Hongkong.Dezeen.com M + di Hongkong.

Kunsthaus Graz, Austria

Sejak saat pembangunannya, bangunan biomorph telah menjadi daya tarik utama bagi pecinta seni dan budaya dari seluruh dunia.

Mengutip Arch20, bangunan ini juga menjadi tengara Kota Graz karena rancangan bentuknya yang unik.

Sebagai pusat pameran seni kontemporer, bangunan ini memamerkan karya seni Austria dan internasional sejak 1960.

Di dalam gedung terdapat ruang seluas 11.100 meter persegi yang dirancang khusus untuk peminat dan pembeli karya seni kontemporer.

Selain itu, museum juga digunakan untuk pameran dan acara mengenai seni kontemporer.

Kunsthaus Graz, Austria Wikimedia Commons Kunsthaus Graz, Austria
Sementara interior bangunan dimaksudkan untuk menginspirasi kuratornya sebagai kotak hitam trik tersembunyi, kulit luarnya adalah bagian depan media yang dapat diubah secara elektronik.

Fasad bangunan merupakan perpaduan unik dari arsitektur dan teknologi media yang mengubah bangunan kaca menjadi layar besar di tengah kota.

Art Gallery of Alberta, Kanada

Bangunan ini dirancang oleh Randall Stout Architects dengan perusahaan lokal HIP Architects di Edmonton.

Eksterior museum dirancang dengan kanopi lengkung dan pita baja raksasa dari baja nirkarat  yang membungkus bangunan.

Art Gallery of AlbertaArt Gallery of Alberta. Art Gallery of Alberta

Zeitz MOCAA, Afrika Selatan

Gedung museum unik ini menempati lahan seluas 9.500 meter persegi. Atrium utama museum dihiasi dengan struktur yang mirip sarang lebah.

Lubang-lubang pada atrium memperlihatkan tampilan ruangan yang berada di dalam gedung sembilan lantai ini.

Fuyang Cultural Complex

- Yueqi Jazzy Li. -
Arsitek peraih Pritzker Prize, Wang Shu, merancang kompleks budaya bernama Fuyang Cultural Complex.

Uniknya, ubin yang digunakan merupakan hasil daur ulang.

Kompleks gedung yang dibangun di Hangzhou, China, ini terdiri dari tiga bangunan, yakni Museum Fuyang, Gedung Arsip Fuyang, dan Museum Seni Gongwang.

Selain ubin yang terbuat dari bahan daur ulang, keunikan lain dari kompleks ini adalah atap yang dirancang bergelombang.

Atap ini dilapisi dengan ubin campuran. Uniknya, atap gedung dapat diakses melalui tangga dan jalan yang terhubung.

Dari atas atap, pengunjung dapat menikmati pemandangan pegunungan yang subur.

Bagian ini juga didesain dengan bentuk kurva yang terinspirasi dari bentuk rumah tradisional China. Sedangkan bentuk tusukan pada atap, menjadi tempat bersandarnya tangga bangunan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com