JAKARTA, KOMPAS.com – Penggunaan Building Information Modelling (BIM) merupakan salah satu contoh konkret penerapan teknologi di bidang konstruksi bangunan memasuki era revolusi industri 4.0.
Teknologi BIM dinilai memiliki keunggulan dibanding metode desain konvensional karena bisa mempercepat proses pembangunan proyek konstruksi sesuai desain.
Selain itu, BIM juga dapat membuat pembangunan proyek bisa dilakukan lebih efektif dan efisien sesuai kebutuhan, mulai dari perencanaan, pengerjaan di lapangan, hingga tahap penyelesaian.
Meski demikian, tidak selamanya BIM lebih unggul. Salah satu kekurangannya yaitu dari segi biaya karena memakai software (perangkat lunak) yang harus dibeli dari produsennya yang berasal dari negara lain.
Di samping itu, aplikasi BIM yang harus menggunakan server dan berbasis cloud juga memerlukan dana yang tidak sedikit karena harus mengeluarkan biaya sewa server.
Baca juga: Teknologi BIM Percepat Konstruksi Proyek Sesuai Desain
“Di satu sisi BIM bisa mengurangi biaya printing, biaya produksi gambar, revisi di lapangan, tapi ada cost di penggunaan software. Cloud itu kan sewa,” ujar dosen Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Mikhael Johanes, saat dijumpai Kompas.com di Jakarta, Sabtu (30/3/2019).
Namun, dia tidak menyebutkan biaya pemakaian software dan penyewaan server berbasis cloud tersebut.
Akan tetapi, dilihat secara keseluruhan, jika BIM diterapkan secara benar dan efektif maka pembiayaan suatu proyek bangunan akan lebih hemat, terutama untuk proyek-proyek berskala besar.
“Tapi kalau running-nya benar, pasti lebih efisien karena kalau di proyek-proyek besar biaya revisi enggak murah. Yang pasti berkurang biaya drafting, ada proses menggambar yang diganti dengan modelling. Biaya untuk komunikasi pakai gambar juga berkurang karena modelnya via internet,” kata Mikhael.
Dia menambahkan, ada satu hal yang tidak kalah penting dan harus diperhatikan jika mau menggunakan BIM dalam suatu proyek, yakni pelatihan sumber daya manusia.
Artinya, semua pekerja konstruksi yang terlibat dalam proyek tersebut, misalnya arsitek, tenaga teknik sipil, dan pekerja di lapangan, harus memiliki bekal pengetahuan yang memadai untuk mempraktikkan BIM dalam bagian kerja mereka masing-masing.
Dengan demikian, BIM bisa benar-benar dimanfaatkan dan diaplikasikan dengan baik sehingga efektivitas dan efisiensi pembangunan suatu proyek konstruksi bisa terasa maksimal.
“Kalkulasinya enggak sederhana. Belum lagi soal adaptasi, harus ada training. Awalnya pasti berat, tapi secara keseluruhan akan lebih efektif dan efisien,” pungkasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.