“Koordinasinya lebih gampang, ada server yang isinya satu model BIM, kemudian dari arsitek ke teknik sipil, lalu ke mechanical electric. Sebelum ada masalah di lapangan sudah diketahui di pusat datanya. Misalnya pipa gas dan air tabrakan, itu bisa dideteksi sejak dini,” terang Mikhael.
Mikhael menjelaskan, prinsip kerja BIM menggunakan sistem berbasis data di internet yang disebut cloud based system.
Jenis aplikasinya pun bermacam-macam, tergantung tingkat besar atau kecilnya suatu proyek.
“Level aplikasinya macam-macam, ada yang namanya alone BIM, kerja sendirian untuk satu kantor. Biasanya cuma untuk produksi gambar, dan dikerjakan oleh biro-biro arsitek kecil,” imbuhnya.
Untuk skala proyek yang lebih besar, sistem informasi datanya bisa diakses oleh lebih banyak pihak. Datanya dimasukkan ke server dan cara kerjanya berbasis cloud sehingga bisa diakses dari mana saja dan kapan saja.
Mikhael mencontohkan satu proyek yang dikerjakan secara bersamaan oleh satu tim yang terpisah di Jakarta dan Bandung.
BIM memungkinkan tim tersebut bekerja berbarengan karena mereka bisa berkoordinasi melalui server.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.