Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Hong Kong Mendulang Untung dari Transportasi Massal

Kompas.com - 19/03/2019, 17:36 WIB
Rosiana Haryanti,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Komersialisasi properti di sekitar kawasan stasiun kini mulai menjadi tren. Sebelumnya, model pengembangan ini telah diterapkan di Hong Kong oleh perusahaan transportasi Mass Transit Railway (MTR) Corporation.

Melansir The Guardian, Selasa (19/3/2019), operator transportasi ini sudah menerapkan pola pengembangan properti di beberapa stasiunnya sejak 1980.

Model transportasi MTR ini dibangun oleh Pemerintah Hong Kong. Perusahaan ini memiliki kewenangan untuk membangun konstruksi jalur rel.

Baca juga: MRT Jakarta Beroperasi 12 Maret, Apa yang Perlu Dibenahi?

Pada saat transportasi metro di berbagai tempat sedang mengalami permasalahan seperti peningkatan harga tiket, keterlambatan armada, dan gangguan lainnya, MTR berhasil mencatatkan prestasi dengan persentasi ketepatan waktu mencapai 99,9 persen.

Selain itu, moda transportasi ini mampu membawa 5,8 juta penumpang setiap harinya.

IlustrasiPIXABAY/AndyLeungHK Ilustrasi
Perusahaan juga diberikan hak untuk melakukan tender pembangunan properti baik residensial maupun komersial di atas stasiunnya.

Model pengembangan ini disebut dengan Rail Plus Property. MTR mengambil profit dari penyewaan properti ini.

"Pemerintah Hong Kong memberikan kami lahan dan izin pengembangan dengan harga tanah yang sama seperti saat jalur rel belum dibangun," ujar Managing Director MTR Corporation, Jacob Kam.

Manfaat

Hasil dari pemanfaatan lahan ini selanjutnya dapat digunakan untuk biaya operasi, perawatan, dan mendanai proyek-proyek baru.

Sebagai contoh, pendapatan dari pengembangan di sepanjang jalur MTR Tseung Kwan O yang dibuka pada 2002 mampu membiayai perluasan jalur baru. Kini, properti di kawasan itu telah dihuni 380.000 jiwa.

Manfaat lain dari pengembangan model ini membebaskan MTR dari keharusan untuk bersaing dengan badan negara lain dalam mendapatkan pendanaan.

Selain itu, hal ini memungkinkan perusahaan untuk mandiri dan melaksanakan proyek dengan cepat. 

Suasana transportasi Mass Transit Railway (MTR) Hongkong, Kamis (16/6/2016). Moda transportasi MTR menghubungkan daerah-daerah di Hongkong melalui jalur di atas permukaan laut hingga di bawah permukaan laut.KOMPAS.com / WAHYU ADITYO PRODJO Suasana transportasi Mass Transit Railway (MTR) Hongkong, Kamis (16/6/2016). Moda transportasi MTR menghubungkan daerah-daerah di Hongkong melalui jalur di atas permukaan laut hingga di bawah permukaan laut.
Secara tidak langsung, pengembangan properti yang dikelola MTR membuat tarif lebih murah dibanding dengan beberapa negara lain.

Bahkan saat transportasi massal di beberapa negara banyak yang merugi dan disubsidi oleh pemerintah, MTR mampu mencatatkan laba bersih sebesar 16,01 miliar ekuivalen Rp 29 triliun pada 2018

Manfaat lain, perusahaan juga memberikan harga yang terjangkau. Harga tiket yang ditetapkan mulai 4 hingga 9,5 dollar Hong Kong (Rp 7.254-Rp 108.600).

Tarif termurah dapat membawa penumpang ke beberapa stasiun sementara tarif paling mahal dapat menjangkau seluruh bagian kota. Tarif tarif dan keuntungan mampu menutupi 170 persen biaya operasi.

Peningkatan pendapatan

Sejak pengembangan pertama yang dilakukan pada 1980, model ini telah diaplikasikan ke seluruh kota. Secara total, MTR saat ini mengoperasikan 47 pengembangan yang terletak di 93 stasiun dan depot.

Model pemanfaatan ini membuat MTR menjadi operator transportasi dengan profit paling besar di dunia.

Pada 2018 pendapatan perusahaan mencapai 5 miliar dollar Hong Kong atau sekitar Rp 9 triliun.

Dari jumlah tersebut, proyek pengembangan properti memperoleh laba sebelum pajak sekitar 2,75 miliar dollar Hong Kong atau sekitar Rp 4,98 triliun.

Selain menjadi salah satu sumber pendapatan, Kam mengatakan model ini membantu meningkatkan pengembangan kota.

Hasilnya antara lain dapat memberikan lingkungan hidup berkualitas tinggi yang terkoneksi dengan transportasi massal.

Bendera Hong Kong dan China terlihat dikibarkan di luar stasiun kereta West Kowloon. (AFP/Anthony Wallace) Bendera Hong Kong dan China terlihat dikibarkan di luar stasiun kereta West Kowloon. (AFP/Anthony Wallace)
Pengembangan Civic Square di Stasiun Kowloon misalnya, memiliki setidaknya enam pemanfaatan tanah yaitu kereta api, persimpangan bus, ritel, perumahan, hotel dan kantor.

Pencakar langit dengan 118 lantai ini dilengkapi dengan pusat perbelanjaan mewah, 6.300 unit flat, dan dua hotel bintang lima.

"Jika kami merancang dan membangun dengan baik, maka kami akan mendapatkan peningkatan nilai itu," ujar Kam.

Kendala

Namun model pengembangan ini bukannya tanpa cela. MTR pernah mendapatkan kecaman karena membangun perumahan pribadi dan bukannya permukiman umum untuk mendapatkan keuntungan.

Para kritikus mengatakan kontrak untuk mengembangan properti di sekitar stasiun seharusnya terbuka dan tidak hanya diberikan kepada pihak MTR.

Selain itu, pengembangan model Rail Plus Property ini mungkin tidak dapat diterapkan secara persis di beberapa negara.

"Setiap negara memiliki aturan pertanahan yang berbeda, sehingga hal ini mungkin tidak dapat diimplementasikan seperti di Hong Kong, namun mereka berpikir pengembangan yang mirip dengan ini. Kami percaya ada kemungkinan (pengembangan model) di Australia, Swedia, dan Inggris," tutup Kam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
[POPULER PROPERTI] Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Buat Penghuni Huntap Cianjur

[POPULER PROPERTI] Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Buat Penghuni Huntap Cianjur

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Karimun: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Karimun: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Ingin Perpanjang Masa Pakai Kipas Angin di Rumah? Lakukan 5 Hal Ini

Ingin Perpanjang Masa Pakai Kipas Angin di Rumah? Lakukan 5 Hal Ini

Tips
Pemerintah Punya Cara Pindahkan Warga di Zona Merah Gempa Cianjur

Pemerintah Punya Cara Pindahkan Warga di Zona Merah Gempa Cianjur

Berita
Pakuwon Mall Bekasi Dibuka, Standar Baru Berbelanja Senilai Rp 843 miliar

Pakuwon Mall Bekasi Dibuka, Standar Baru Berbelanja Senilai Rp 843 miliar

Ritel
Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Titipan Prabowo Buat Penghuni Huntap Cianjur

Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Titipan Prabowo Buat Penghuni Huntap Cianjur

Berita
Tepis soal Proyek Jumbo Disetop, Dody: Cuma Selektif

Tepis soal Proyek Jumbo Disetop, Dody: Cuma Selektif

Berita
Cakupan Layanan Irigasi Bendungan Semantok Akan Ditambah 499 Hektar

Cakupan Layanan Irigasi Bendungan Semantok Akan Ditambah 499 Hektar

Berita
Keluhan Penghuni Huntap Tahap III Cianjur, Mulai dari Air Keruh hingga Baru Dapat Sertifikat 10 Tahun

Keluhan Penghuni Huntap Tahap III Cianjur, Mulai dari Air Keruh hingga Baru Dapat Sertifikat 10 Tahun

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau