Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/03/2019, 18:17 WIB
Rosiana Haryanti,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Meningkatnya harga properti di negara bagian Haryana, India, telah mendorong banyak penduduk setempat untuk menentang tradisi dan memperjuangkan warisan properti, utamanya tanah pertanian bagi wanita.

Penentangan tersebut datang dari masyarakat yang merasa tradisi setempat masih memberikan hak istimewa kepada laki-laki.

Tradisi yang disebut Haq Tyaq ini membuat perempuan harus rela melepaskan harta leluhur berupa properti mereka kepada laki-laki.

Harga properti di kawasan ini meningkat lebih dari separuh selama satu dekade terakhir.

Peningkatan harga didorong masifnya proyek pembangunan jaringan transportasi dan migrasi penduduk di kawasan Delhi dan sekitarnya.

"Karena harga tanah yang meningkat gila-gilaan di area ini, perempuan didorong oleh suami atau ayah mertua mereka untuk menuntut bagian warisan mereka di keluarga," ucap ahli di bidang gender, Prem Chowdhry.

Meski begitu, aturan terkait telah diamandemen pada 2005. Namun dalam pelaksanaannya, penerapan tradisi serupa masih terus berlangsung.

"Terlepas dari undang-undang yang kini telah memberikan hak waris kepada perempuan, tingkat pendidikan yang rendah dan budaya patriarki yang kuat dapat merampas hak-hak perempuan ini," ujar Chowdhry.

Dia menambahkan, hanya sekitar 13 persen dari lahan pertanian yang dimiliki oleh perempuan, meski porsi tenaga kerja di bidang ini lebih dari sepertiganya.

Di India, sertifikat kepemilikan properti dan lahan hampir selalu jatuh ke tangan laki-laki. Hal ini memberikan mereka kebebasan untuk menjualnya meski tanpa persetujuan pasangan maupun anggota keluarga lain.

Sementara para petani khususnya perempuan sering kali ditolak saat mengajukan pinjaman, tunjangan, dan asuransi pemerintah karena namanya sering tidak terdaftar pada sertifikat.

Sedangkan ketika perempuan memperoleh keamanan atas hak-hak atas tanah yang mereka tanam, mereka dapat memperoleh posisi tawar dan pengambil keputusan dalam rumah tangga dan di masyarakat.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com