KOMPAS.com - Banyak orang yang memutuskan untuk berhemat dengan mengubah gaya hidup mereka.
Beberapa memilih pindah baik ke rumah yang lebih kecil bahkan ada yang memutuskan untuk tinggal di atas air.
Tinggal di kawasan perairan saat ini sedang menjadi salah satu alternatif terutama bagi mereka yang ingin merasakan kehidupan lebih sederhana dan dinamis.
Selain itu, beberapa orang merasa keputusan untuk tinggal di perairan karena menginginkan ketenangan.
Baca juga: Rumah Terapung Ini Anti Badai
Mereka yang kemudian ingin memindahkan rumahnya lalu mencari opsi seperti perahu bermotor, kapal pesiar, atau membangun sendiri rumahnya.
Salah satu desain rumah terapung yang menyita perhatian adalah rumah terapung yang dipamerkan di Miami Yacht Show. Rumah unik ini dapat bergerak hingga kecepatan 7 knot.
Hunian terapung yang dibangun seluas 241 meter persegi tersebut digadang-gadang dapat beradaptasi dengan perubahan kondisi iklim bahkan saat badai.
Sebelumnya, konsep hunian terapung juga diterapkan dalam rancangan purwarupa Fold and Float, sebuah struktur menyerupai tenda evakuasi.
Rumah ini dirancang untuk bisa menampung hingga enam orang saat terjadi bencana khususnya banjir di Istanbul.
Baca juga: Rumah Terapung, Solusi Darurat Bencana
Konsep hunian terapung lainnya juga pernah dicetuskan firma arsitektur yang berbasis di Amsterdam, Waterstudio.
Konsep ini diterapkan dalam rancangan rumah tahan badai di Bangladesh mengingat negara ini kerap dilanda bencana.
Hunian tersebut terdiri dari beberapa ruang bersama, yakni dapur, fasilitas dengan toilet umum dan pancuran, dan satu fasilitas dengan generator cadangan untuk listrik.
Struktur rumah bernama City Apps tersebut juga dapat disesuaikan untuk beberapa jenis kegunaan, termasuk ruang kelas, sistem penyaringan air, klinik, atau rumah.