JAKARTA, KOMPAS.com - Pemegang konsesi atau pengusahaan jalan tol tidak lagi didominasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Mengutip Kontan, beberapa perusahaan skala raksasa makin agresif menggeluti bisnis jalan bebas hambatan.
Setelah Astra International, Grup Salim, dan Sinarmas Land, kini Grup Gama juga mulai merangsek bisnis ini.
Jaringan bisnis milik Ganda dan Martua Sitorus tersebut berencana menggarap proyek Jalan Tol Solo-Yogyakarta-Kulonprogo.
Dalam proyek tersebut mereka menggandeng PT Adhi Karya Tbk (ADHI). Selain menggaet Gama Grup, ADHI bakal mengerjakan proyek itu bersama PT Daya Mulia Turangga.
Baca juga: Gabung Holding Infrastruktur, Garapan Adhi Karya Bakal Lebih Banyak
Direktur Keuangan ADHI, Enthus Asnawi, mengatakan prospek bisnis jalan tol sangat menguntungkan.
"Secara jangka panjang itu menguntungkan," ujar Enthus kepada Kompas.com, Jumat (1/2/1019).
Enthus menambahkan, secara komersial bisnis ini menguntungkan terutama untuk pengembangan wilayah. Dengan adanya jalan tol, biaya logistik pun bakal menjadi lebih murah.
"Kemudian bisa ada pengembangan daerah-daerah baru," imbuh dia.
Selain Grup Gama, terdapat beberapa perusahaan swasta lainnya yang berlomba dalam pengembangkan infrastruktur konektivitas.
Berikut lengkapnya:
Astra International
PT Astratel Nusantara (Astra Infra) melalui PT Astra Tol Nusantara mengoperasikan Astra Infra Toll Road Tangerang-Merak, setelah mengakuisisi PT Marga Mandalasakti (MMS) pada 2005.
MMS mengoperasikan ruas jalan tol Tangerang-Merak sepanjang 72.45 kilometer. Jalan tol ini menghubungkan Tangerang Barat sampai Merak, ujung barat Pulau Jawa.
Hingga saat ini PT Astra Tol Nusantara memiliki saham sebesar 79,3 persen saham atas ruas tol Tangerang-Merak.
Baca juga: 2019, Astra Infra Fokus Akuisisi Ruas Tol Trans Jawa
Selain itu, Astra Infra juga mengelola Astra Infra Toll Road Jombang-Mojokerto lewat PT Marga Harjaya Infrastruktur.
Tol Jombang-Mojokerto ini menghubungkan bagian barat Kabupaten Jombang dengan bagian utara Kabupaten Mojokerto (Desa Penompo).
Astra Infra juga mendirikan konsorsium bersama PT Jasa Marga (Persero) Tbk, yaitu PT Marga Trans Nusantara (MTN) dengan kepemilikan masing-masing 40 persen dan 60 persen.
MTN adalah pemegang konsesi Tol Kunciran-Serpong 11,2 kilometer, merupakan bagian dari jaringan Jalan Lingkar Luar Jakarta 2.
Astra Infra juga mengakuisisi 40 persen saham PT Trans Marga Jateng. TMJ merupakan pemegang konsesi Tol Semarang-Solo sepanjang 72,6 kilometer.
Terakhir, perusahaan ini mengakuisisi penuh seluruh saham PT Baskhara Utama Sedaya (BUS) yang memiliki 45 persen saham PT Lintas Marga Sedaya (LMS).
Perusahaan ini merupakan operator jalan tol Cikopo-Palimanan yang terbentang sepanjang 116,8 kilometer.
Selain itu, Astra Infra juga bekerja sama dengan Sinarmas Land dan Kompas Gramedia dalam membentuk konsorsium PT Trans Bumi Serbaraja.
Melalui PT Metro Pacific Tollways Indonesia, Grup Salim resmi mengendalikan PT Nusantara Infrastructure Tbk (META).
Mengutip situs META, perusahan ini memegang konsesi empat ruas jalan tol di bawah entitas perusahaan berbeda, yakni PT Bintaro Serpong Damai (BSD), PT Bosowo Marga Nusantara (BMN), PT Jalan Tol Seksi Empat (JTSE), dan PT Jakarta Lingkar Baratsatu (JLB).
Melalui BSD, META memiliki ruas Tol Pondok Ranji-Pondok Aren sepanjang 7,25 kilometer. Sementara BMN memegang konsesi ruas jalan tol Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar-AP Pettarani (jembatan layang Urip Sumoharjo) sepanjang 5,95 kilometer.
Baca juga: Nusantara Infrastructure Tunggu Izin Prinsip Dua Tol Baru
Kemudian, JTSE mengoperasikan jalan tol sepanjang 11,57 kilometer yang terhubung dengan jalan tol yang dioperasikan BMN.
Selain itu, META juga memegang 25 persen saham PT Jakarta Lingkar Baratsatu (JLB). JLB mengoperasikan jalan tol sepanjang 9,7 kilometer yang menghubungkan Kebon Jeruk (Jakarta Barat) dengan Penjaringan (Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng).
Sinarmas Land melalui anak usahanya PT Bumi Serpong Damai (BSDE) turut menanamkan investasi. Bersama Kompas Gramedia dan Astra, Sinarmas membentuk konsorsium PT Trans Bumi Serbaraja.
Kepemilikan Sinarmas dalam konsorsium ini sebesar 50 persen. Jalan Tol Serpong-Balaraja akan dibangun sepanjang 30 kilometer dan dibagi dalam tiga seksi.
Baca juga: Konsorsium Tiga Perusahaan Siap Bangun Tol Serpong-Balaraja
Seksi I dibangun sepanjang 9,3 kilometer dari Serpong-Legok, Seksi II dari Legok-Tigaraksa dengan panjang 10,7 kilometer, dan Seksi III dari Tigaraksa-Balaraja sepanjang 10 kilometer.
PT Translingkar Kita Jaya, anak usaha Kompas Gramedia memegang konsesi ruas tol Cinere Jagorawi. Jalan tol ini membantang dari Cimanggis hingga Cinere sepanjang 14,6 kilometer.
Baca juga: Sisa Satu Bidang Lahan Seksi II Tol Cijago Belum Beres
Selain Cijago, KG juga memegang saham konsesi untuk Tol Serpong-Balaraja melalui anak usahanya PT Transindo Karya Investama bersama dengan Sinarmas Land dan Astra.
CMNP merupakan perusahaan swasta yang membangun dan mengoperasikan Jalan Tol Wiyoto Wiyono ruas Cawang-Tanjung Priok sepanjang 19,03 kilometer dan Tanjung Priok-Jembatan Tiga/Pluit sepanjang 13,93 kilometer.
Mengutip situs CMPN, perusahaan ini memiliki dua anak usaha yang bergerak di bisnis tol yakni, PT Citra Margatama Surabaya yang memegang konsesi jalan tol ruas Simpang Susun Waru-Bandara Juanda Surabaya sepanjang 12,8 kilometer.
Kemudian PT Citra Waspphutowa yang memegang konsesi jalan tol Depok-Antasari sepanjang 22,7 kilometer.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.