Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gabung Holding Infrastruktur, Garapan Adhi Karya Bakal Lebih Banyak

Kompas.com - 01/02/2019, 18:34 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Keuangan PT Adhi Karya (Persero) Tbk Enthus Asnawi menilai, bergabungnya perseroan ke dalam holding infrastruktur di bawah PT Hutama Karya (Persero) atau HK memberikan keuntungan tersendiri bagi perseroan.

"Kalau buat Adhi akan lebih banyak dapat pekerjaannya. Kan ada proyek-proyek dari induknya tadi," kata Enthus di Jakarta, Jumat (1/2/2019).

Seperti diketahui, HK sebelumnya telah mendapatkan penugasan dari pemerintah untuk menggarap sejumlah ruas Tol Trans-Sumatera.

Adhi Karya sebelumnya telah membantu HK dalam menggarap Tol Bakauheni-Terbanggi Besar tepatnya Paket III Kotabaru-Metro.

Merujuk data monitoring Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), pekerjaan konstruksi ruas sepanjang 29 kilometer itu telah rampung 100 persen.

"Sekarang kita kerjakan Sigli-Banda Aceh," ucap Enthus.

Selain itu, Enthus menambahkan, ada beberapa ruas tol yang cukup potensial untuk digarap perseroan.

"Kalau yang di tengah ada dari Medan-Pekanbaru ke beberapa tempat. Itu juga sudah ada Wika dan PP yang kerjakan," kata dia.

Anak usaha

Adhi Karya sebelumnya telah memindahkan semua saham Seri B milik negara sebagai setoran modal kepada PT Hutama Karya (Persero) atau HK.

Keputusan ini dibuat dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar di Jakarta, Jumat (1/2/2019).

Pemindahan atau pengalihan saham ini dilakukan sehubungan dengan rencana pembentukan holding badan usaha milik negara (BUMN) di sektor infrastruktur.

"Semua (para pemegang saham) sudah setuju bahwa saham Seri B pemerintah seluruhnya dipindahkan ke HK, tapi masih menunggu keputusan presiden," ujar Direktur Utama Adhi Karya Budi Harto kepada Kompas.com saat ditemui seusai RUPSLB.

Setelah saham itu dialihkan, HK akan menjadi induk usaha (holding). Kemudian, Adhi Karya akan berubah menjadi anak perusahaan. Statusnya juga berubah dari BUMN persero menjadi non-persero.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau