JAKARTA, KOMPAS.com - Penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) Indonesia ternyata tidak lebih baik dibandingkan dengan negara tetangga di kawasan Asia.
Indonesia berada di bawah lima negara Asia yakni Jepang, Korea Selatan, Singapura, Malaysia, dan Thailand.
Indonesia hanya mampu mengalahkan Filipina dari sisi nominal, namun tidak dari sisi persentase.
Data Departemen Makro Prudensial Bank Indonesia (BI) menyebutkan, besarnya KPR yang disalurkan Indonesia per Maret 2018 hanya 32,3 juta dollar AS atau tumbuh 11,08 persen year on year (YoY).
Sementara Filipina, hanya mampu menyalurkan sebesar 11,8 juta dollar AS atau tumbuh 15,96 YoY.
Baca juga: Tahun Depan, Rp 7,1 Triliun Disiapkan untuk KPR FLPP
"Kalau dilihat perbandingan nilai KPR Indonesia itu sangat rendah dibandingkan dengan KPR negara tetangga," terang Manager Departemen Makro Prudensial Bank Indonesia, Bayu Adi Gunawan, dalam sebuah diskusi di Jakarta, Kamis (24/1/2019).
Penyaluran KPR tertinggi dicatat oleh Jepang yang mencapai 1,846 miliar dollar AS. Korea Selatan menyusul pada posisi berikutnya dengan penyaluran 441,8 juta dollar AS.
Sementara Singapura (129,7 juta dollar AS), Malaysia (128,4 juta dollar AS), dan Thailand (112 juta dollar AS) berada di urutan selanjutnya.
Dengan pertumbuhan yang tak terlalu signifikan, Bayu menambahkan, rasio KPR terhadap PDB Indonesia masih relatif rendah.
"Kita itu baru 2,9 persen terhadap PDB, sedangkan di Singapura sudah mencapai 44,8 persen, Malaysia 38,4 persen, Jepang 33,7 persen, Thailand 22,3 persen," ungkapnya.
Meski demikian, Bayu menilai, masih ada harapan penyaluran kredit properti untuk tumbuh. Pasca implementasi kebijakan loan to value pada Juni 2018, BI mencatat penyaluran KPR meningkat menjadi 12,7 persen.
"Namun pertumbuhan ini masih di bawah pertumbuhan total kredit perbankan sebesar 13,35 persen," cetus Bayu.
Dari sisi tipe, pertumbuhan tertinggi untuk rumah tapak terjadi pada tipe 22-70 sebesar 18,24 persen. Disusul tipe 70 ke atas (7,18 persen).
Sementara untuk flat atau apartemen, yang mengalami pertumbuhan paling pesat yaitu untuk tipe 22-70 (41.62 persen) dan di atas 70 (25,98 persen).
"Memang terlihat tinggi cuma porsinya masih sedikit. Tapi, ini growthnya juga sudah cukup signifikan," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.