Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Kunci agar Pelaksanaan TOD Sukses

Kompas.com - 13/01/2019, 13:50 WIB
Erwin Hutapea,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Masyarakat Infrastruktur Indonesia Harun al-rasyid Lubis mengatakan, ada lima prinsip yang harus diterapkan dalam pelaksanaan konsep transit oriented development (TOD) atau transportasi berbasis massal.

Lima hal yang disebut prinsip 5D itu adalah diversity, density, design, destination accessibility, dan distance for transit.

“Semuanya adalah kunci agar TOD sukses. Keanekaragaman (diversity) mengharuskan TOD berupa lahan campuran dengan menggabungkan kantor, komersial, dan permukiman untuk beragam tingkat ekonomi,” ucap Harun melalui keterangan tertulis kepada Kompas.com, Sabtu (12/1/2019).

Menurut dia, TOD merupakan suatu kawasan padat yang dihubungkan dengan angkutan umum massal.

Baca juga: Waspada, TOD Tanpa Perencanaan Bisa Jadi Bumerang Sosial

Pergerakan warga kota dari suatu lokasi TOD ke tempat lain yang menjadi tujuan perjalanannya sebisa mungkin tidak menimbulkan arus yang mencolok.

Sebab, hal itu bisa membuat operasional angkutan umum tidak efisien, okupansinya rendah, dan pendapatan pengelolanya tidak maksimal akibat tidak adanya pergantian penumpang di satu tempat duduk.

Harun menambahkan, tujuan diciptakannya TOD merupakan salah satu cara pengembangan perkotaan yang memaksimalkan jumlah perumahan, bisnis, dan ruang santai dalam jarak yang masih terjangkau dengan berjalan kaki atau bersepeda dari perhentian angkutan umum.

“Singkatnya, enggak perlu naik kendaraan bermotor lagi, baik sepeda motor maupun mobil. Kawasan TOD terpadat biasanya terletak dalam radius 400-500 meter hingga 800-1.000 meter di sekitar stasiun,” tutur Harun.

Adapun tujuan akhirnya ada empat. Pertama, yaitu untuk mempermudah mobilitas, di mana yang diprioritaskan adalah pergerakan orang, bukan kendaraan. Kedua, warga memiliki akses yang adil ke fasilitas kota.

Ketiga, pemukiman dengan harga terjangkau dialokasikan hingga 20 sampai 30 sampai persen dari luas lantai permukiman, lebi baik lagi bila ada alokasi ritel bagi usaha kecil dan menengah.

Keempat yakni  kualitas hidup, lebih tepatnya yaitu gaya hidup bebas dari berkendaraan sehingga mengurangi konsumsi bahan bakar, rendah polusi, dan jejak karbon.

Dia melanjutkan, terlaksananya tujuan pembangunan TOD itu tergantung dari beberapa hal.

Salah satunya dari kesiapan dan kepemimpinan dan kelembagaan TOD yang kuat, rencana induk yang kuat, serta sumber daya manusia dan pendanaan yang memadai.

Agenda pengembangan TOD yang sedang berjalan masing-masing di berbagai unit kerja, baik pemerintah pusat (BPTJ), BUMN , dan pemda se-Jabodetabek perlu diperkuat.

"Penguatan tersebut bisa dengan working group panel ahli yang bertugas menyusun kerangka umum dan mengharmonisasi rencana TOD yang berimpitan dan sporadis di kawasan Jabodetabek,” jelas Harun.

Working group tersebut pun berfungsi menyiapkan pedoman mengenai pengalaman terbaik dan terburuk dari pengembangan TOD di Jabodetabek sehingga bisa menjadi pelajaran bagi kota-kota lain di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Permudah Akses Warga Ciputat, Progress Group Bangun Jalan Penghubung

Permudah Akses Warga Ciputat, Progress Group Bangun Jalan Penghubung

Berita
6,6 Juta Kendaraan Lintasi Tiga Ruas Tol Astra Infra Selama Mudik Lebaran

6,6 Juta Kendaraan Lintasi Tiga Ruas Tol Astra Infra Selama Mudik Lebaran

Berita
[POPULER PROPERTI] 5 Tahun ke Depan, 'Crazy Rich' Indonesia Lampaui Dunia

[POPULER PROPERTI] 5 Tahun ke Depan, "Crazy Rich" Indonesia Lampaui Dunia

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Demak: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Demak: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Klaten: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Klaten: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Wonosobo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Wonosobo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Boyolali: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Boyolali: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Identifikasi 100 Properti, OYO Fokus Layani Akomodasi Pemerintah

Identifikasi 100 Properti, OYO Fokus Layani Akomodasi Pemerintah

Hotel
Permintaan Membeludak Pasca-Lebaran, KAI Siapkan Tambahan Relasi Ini

Permintaan Membeludak Pasca-Lebaran, KAI Siapkan Tambahan Relasi Ini

Berita
Lebaran 2024, 2,1 Juta Kendaraan Lintasi Tol Trans-Sumatera

Lebaran 2024, 2,1 Juta Kendaraan Lintasi Tol Trans-Sumatera

Berita
Meski Tahan Lama, Wastafel 'Stainless Steel' Punya Kekurangan

Meski Tahan Lama, Wastafel "Stainless Steel" Punya Kekurangan

Tips
Juli Ini, Proyek Tol Bayung Lencir-Tempino Seksi 3 Kelar

Juli Ini, Proyek Tol Bayung Lencir-Tempino Seksi 3 Kelar

Berita
Metland Catatkan Laba Bersih Rp 417,6 Miliar Sepanjang 2023

Metland Catatkan Laba Bersih Rp 417,6 Miliar Sepanjang 2023

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jepara: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jepara: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Ini 147 Bangunan di Sulbar yang Beres Direkonstruksi Pasca Gempa

Ini 147 Bangunan di Sulbar yang Beres Direkonstruksi Pasca Gempa

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com