Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akibat Tsunami, Pengelola Tanjung Lesung Rugi Rp 150 Miliar

Kompas.com - 24/12/2018, 16:27 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tsunami yang mengguncang wilayah Banten dan Lampung Selatan, menghancurkan bangunan yang ada di tepi pantai. Tak terkecuali bangunan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung.

Seperti diketahui, Tanjung Lesung dikelola PT Jababeka Tbk melalui anak usahanya PT Banten West Java Tourism Development.

Pendiri dan Chairman Jababeka SD Darmono mengatakan, saat ini kerugian yang dialami akibat peristiwa tersebut masih diinventarisasi

Namun, ia memperkirakan, hampir 30 persen bangunan yang ada di kawasan tersebut rusak.

"70 persen sisanya tinggal dibersihkan, tinggal diperbaiki lagi. Tapi itu juga baru pandangan mata, belum dihitung secara detail," kata Darmono saat memberikan keterangan di Jakarta, Senin (24/12/2018).

Dari bangunan yang rusak, diperlukan Rp 150 miliar untuk memperbaiki dan mengembalikan bangunan tersebut dalam kondisi semula.

Meski demikian, ia tak khawatir harus menanggung biaya perbaikan. Pasalnya, seluruh bangunan yang ada di kawasan Tanjung Lesung dan berada di bawah pengelolaan PT Banten West Java Tourism Development diasuransikan.

"Full cover asuransi kita perkirakan, yang kita bisa claim itu cukup bisa (untuk membangun kembali)," kata dia.

Darmono menambahkan, proses pemulihan akan dilakukan secepat mungkin, sehingga resor dan bangunan pendukung lainnya yang ada di kawasan tersebut dapat segera digunakan kembali oleh pengunjung. Terutama, terhadap bangunan yang tidak mengalami kerusakan parah.

Sementara itu, Direktur Utama PT Banten West Java Tourism Development Poernomo Siswoprasetijo mengatakan, kawasan yang terdampak tsunami hanya sekitar 2 hektar, dari total sekitar 15-20 hektar wilayah yang telah dikembangkan. 

Adapun PT Banten West Java diketahui telah mengelola kawasan Tanjung Lesung sejak 1991 dengan luas area mencapai 1.500 hektar.

"Jadi enggak terlalu besar. Cuma memang parah ini karena ada event, kemudian ada korban. Ini yang kita prihatinkan, dan pas eventnya ini di pinggir pantai. Itu yang mengakibatkan korban cukup besar," jelas dia.

Poernomo memperkirakan, ada sekitar 61 kamar, restoran dan meeting room yang ada di kawasan terdampak.

Bangunan yang rusak, tidak hanya disebabkan karena hantaman air tetapi juga karena benturan mobil yang terdorong air.

"Belum kita hitung detailnya. Tapi 30 persen dari 61 cottage yang terdampak tsunami," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau