KOMPAS.com - Setiap tahun, sebanyak 1,3 miliar penduduk India menggunakan sekitar 11 kilogram plastik untuk kebutuhan sehari-hari.
Setelah digunakan plastik tersebut dibuang, dan banyak di antara sampah tersebut ditemukan di Laut Arab dan Samudera Hindia.
Seperti diketahui, sampah plastik yang dibuang dan mengalir ke lautan dapat merusak ekosistem laut.
Untuk itu, nelayan di Kerala, sebuah negara bagian di selatan India, mengambil sampah plastik yang ditemukan. Setelah dikumpulkan, sampah plastik tersebut kemudian dimasukkan ke mesin penghancur plastik.
Sama seperti proses daur ulang lainnya, sampah tersebut kemudian diubah menjadi material yang digunakan untuk mengaspal jalan.
Setidaknya ada 34.000 kilometer jalan di India yang dibangun dengan material plastik daur ulang ini.
Belakangan, jalan dari plastik daur ulang ini semakin populer karena membuat permukaan jalan lebih tahan terhadap panas.
Bahkan titik leelh untuk jalan plastik ini sekitar 66 derajat celcius dibandingkan dengan jalan konvensional yang hanya sekitar 50 derajat celcius.
Selain itu biaya pembangunannya juga lebih murah sekitar 8 persen dibanding jalan biasa.
Keuntungan lain yang didapat adalah, terbukanya lapangan pekerjaan baru. Selain memberikan penghasilan tambahan bagi nelayan di Kerala, aktivitas ini juga membuka pekerjaan bagi para pengepul dan pemilik jasa penghancur plastik.
No potholes, no problem. Learn more about India's plastic roads: https://t.co/9caLf21P6Y #india #environment pic.twitter.com/Dcak3ki5Ej
— World Economic Forum (@wef) December 7, 2018
Gerakan mengumpulkan sampah plastik
Aksi ini dilakukan berkat inisiasi Menteri Perikanan India, Mercykutty Amma. Di bawah kendalinya, negara bagian Kerala mulai mengkampanyekan gerakan Suchitwa Sagaram atau Laut Bersih.
Gerakan ini melatih para nelayan untuk mengumpulkan pastik dan membawanya kembali ke pelabuhan.
Dalam 10 bulan sejak dicanangkan, para nelayan telah mengumpulkan sebanyak 25 ton plastik dari Laut Arab. Dari jumlah ini sebanyak 10 ton di antaranya merupakan sampah dari kantong dan botol plastik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.