Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arsitek Vietnam Gunakan Material Bekas sebagai Bahan Bangunan

Kompas.com - 09/12/2018, 12:31 WIB
Rosiana Haryanti,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

Sumber designboom

KOMPAS.com - Ada berbagai cara untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan keseimbangan alam. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan kembali bahan-bahan bekas, seperti yang dilakukan di Vietnam.

Bangunan berjuluk S Space ini terbuat dari material bekas. Para arsitek menggunakan bahan-bahan seperti pipa baja, perancah, puing, dan batu yang dibuang dari desa di sekitarnya.

Penggunaan material bekas merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kesadaran mengenai dampak dari eksploitasi sumber daya alam yang tidak direncanakan.

Eksploitasi tersebut mengakibatkan ketidakseimbangan antara ekosistem alam dan manusia.

Penggunaan material bekas merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kesadaran mengenai dampak dari eksploitasi sumber daya alam yang tidak direncanakan. H&P Architects Penggunaan material bekas merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kesadaran mengenai dampak dari eksploitasi sumber daya alam yang tidak direncanakan.
Bangunan ini dirancang oleh H&P Architects dan terletak di Provinsi Ha Nam, Vietnam. Wilayah tersebut memang terkenal sebagai daerah penambangan batu.

Aktivitas penambangan ini secara bertahap telah merusaka ekosistem di sekitarnya. Untuk itu, pihak H&P Architects memanfaatkan bahan-bahan yang mudah ditemukan di area tersebut.

Bangunan ini menawarkan ruang terbuka untuk komunitas setempat, yang berfokus pada kegiatan seni dan budaya.

Bangunan ini menawarkan ruang terbuka untuk komunitas setempat, yang berfokus pada kegiatan seni dan budaya.H&P Architects Bangunan ini menawarkan ruang terbuka untuk komunitas setempat, yang berfokus pada kegiatan seni dan budaya.
Konsep desainnya sendiri digambarkan sebagai "celah antara dua gunung batu yang dibuat oleh sungai", di mana gunung batu tersebut merupakan dinding batu setebal 0,4 meter dengan tinggi 3,4 meter.

Dinding-dinding batu tersebut kemudian disusun dengan pola zigzag yang menghasilkan beberapa celah. Celah-celah inilah yang digunakan sebagai ruangan dengan fungsi yang berbeda.

Dinding-dinding batu tersebut kemudian disusun dengan pola zigzag yang menghasilkan beberapa celahH&P Architects Dinding-dinding batu tersebut kemudian disusun dengan pola zigzag yang menghasilkan beberapa celah
Eksterior bangunan dikelilingi oleh pepohonan dan juga kolam. Menurut sang arsitek, pepohonan dan kolam yang mengelilngi bangunan bertujuan untuk mendekatkan manusia dengan alam.

Selain itu, pada interiornya, sejumlah tanaman hijau juga digantungkan dari atap.

S Space terdiri dari dua lantaI. Lantai pertama merupakan ruang luas yang disekat dengan dinding batu. Sedangkan lantai kedua merupakan mezanine yang terbuat dari bambu dan rangka baja ringan.

Selain itu, untuk menjaga ruangan di dalam bangunan tetap sejuk saat cuaca panas, para arsitek menempatkan lapisan polikarbonat pada bagian atap.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau