JAKARTA, KOMPAS.com - Wali Kota Bogor Bima Arya menilai, pembangunan infrastruktur akan memberikan dampak besar. Tak hanya mengubah wajah kota, tetapi juga membentuk kultur positif masyarakat.
Ia mencontohkan, selama ini Bogor dikenal sebagai kota sejuta angkot. Selain itu, Bogor juga beken karena disesaki pedagang kaki lima yang beroperasi di trotoar dan taman-taman kota.
Hal ini menyebabkan Bogor menjadi kurang ramah pejalan kaki. Hingga akhirnya pemerintah daerah setempat melakukan penataan kota secara besar-besaran.
Baca juga: Bima Arya: Sebagian Kota di Indonesia Tak Berkarakter
"Sampai saya dikritik, ini wali kota sudah gila apa? Buat jalur pedestrian besar-besar banget. Itu jalur pedestrian apa jalur busway," kata Bima saat diskusi bertajuk 'Who Build Cities' di Jakarta, Selasa (4/12/2018).
Kini, setelah taman dan trotoar direvitalisasi, dibuat lebih indah, tidak ada lagi PKL yang berani berdagang sembarangan.
Selain menata trotoar, pemkot juga menyediakan lahan yang diperuntukkan bagi mereka.
Baca juga: Masalah Pemerintahan Baru, Angkot dan Hambatan Birokrasi
"Hari ini, tidak ada satu orang PKL-pun yang berani berjualan di sini karena diawasi oleh masyarakat. Kultur terbangun. Begitu bersih, semua suka, semua akan menjaga. Infrastruktur membangun kultur," kata Bima.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.