"Bisa jadi salah satu pilihan ini yang dipilih (warna-warni). Tapi saya yakin ada banyak pilihan cara yang lain," imbuh dia.
Selain mural, pemerintah kota setempat dapat menyesuaikan penempatan ruang kota. Bisa juga dengan membuat atau keberadaan sebuah tengara atau menara.
Meski begitu, keberadaan kampung atau daerah yang dicat dengan warna dan beragam mural tak lantas membuat ciri khas sebuah kota hilang.
"Yang memberi warna pada kota itu bukan cat, tapi manusianya," sebut Djuhara.
Meski keberadaan mural di sepanjang wilayah kota sering dianggap tidak sesuai dengan wajah suatu daerah, namun menurut Ketua Komunitas Surakarya, Ruddy Setiawan, mural bukan hanya sebagai gambar corat-coret tak bermakna.
"Memang beberapa orang masih punya pemikiran kalau corat-coret di tembok itu bikin kotor atau menganggu," ujar Ruddy.
Menurut Ruddy, dilihat dari sudut pandang lain, keberadaan mural justru dapat menampilkan ciri khas kota.
Namun untuk menampilkan ciri atau wajah suatu daerah, keberadaan mural harus fungsional dengan mengangkat budaya setempat.
"Mural dengan tema-tema yang mengangkat kearifan lokal, keresahan-keresahan terhadap kota itu sendiri" ucap Ruddy.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.