Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Sesar Aktif Sebelum Bangun Infrastruktur dan Gedung

Kompas.com - 21/11/2018, 14:02 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Anita Firmanti mengingatkan, sesar aktif harus menjadi salah satu pertimbangan utama dalam menentukan lokasi pembangunan infrastruktur skala besar.

Hal ini perlu dilakukan untuk meminimalisasi terjadinya kegagalan bangunan hingga jatuhnya korban, bila sewaktu-waktu bencana terjadi. Baik itu gempa bumi, gunung meletus, tsunami, bahkan likuefaksi.

"Salah satu rekomendasi yang dihasilkan adalah seluruh pembangunan infrastruktur besar, seperti bendungan, jembatan, bangunan tinggi, fasilitas vital minyak dan gas, instalasi vital, harus memperhatikan keberadaan lokasi jalur sesar aktif," tutur Anita saat Seminar Nasional bertajuk Sinergi Pengelolaan Resiko Bencana Menuju Pemukiman Tangguh Bencana di Auditorium Kementerian PUPR, Rabu (21/11/2018).

Baca juga: Mereka yang Berjasa Memetakan Gempa Palu dan Donggala

Merujuk data Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia 2017, ada 295 sesar aktif yang tersebar di seluruh wilayah Tanah Air.

Jumlah tersebut melonjak signifikan bila dibandingkan dengan data peta serupa pada 2010 yang hanya terdapat 81 sesar aktif.

Namun, kenaikan itu bukan disebabkan karena adanya pertumbuhan sesar baru. Tetapi lebih diakibatkan adanya proses penelitian dan identifikasi yang lebih baik dibandingkan dengan pada saat penyusunan peta sebelumnya.

"Jadi ini data yang lebih baik, lebih mempercayai. Karena peta gempa ini memiliki reabilitas yang jauh lebih baik daripada yang sebelumnya," ujar Anita.

Selain itu, ia juga mengingatkan pemerintah daerah (pemda) untuk memperhatikan aspek keselamatan bangunan dalam memberikan izin pembangunan gedung tinggi.

Pemda harus menerapkan aturan ketat sesuai dengan Peraturan Bangunan Gedung yang telah dikeluarkan pemerintah pusat dengan mengadopsi potensi bencana yang mungkin terjadi di daerah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com