Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Karakter Orang Surabaya Saat Beli Properti

Kompas.com - 18/11/2018, 13:15 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com - Tak ada yang memungkiri Surabaya terus tumbuh menjadi kota dengan kualitas lebih baik.

Pertumbuhan ekonominya menyentuh angka 7 persen, meningkat dibanding tahun 2015 yang menyentuh angka 5,8 persen. Ini artinya, pertumbuhan ekonomi Surabaya berada di atas Jawa Timur, dan Nasional.

Demikian halnya dengan kesejahteraan penduduk yang menurut data Susenas Biro Pusat Statistik (BPS) meningkat pesat.

Baca juga: Pasar Properti Surabaya Tak Pernah Surut

Jika pada 2010 kelompok bawah berjumlah 34,35 persen, tahun 2016 menjadi hanya 8,06 persen.

Sementara angka consuming class melonjak menjadi 41,29 persen dari sebelumnya hanya 13 persen dari total populasi Surabaya 3,057 juta jiwa.

Hal inilah yang kemudian menjadi motivasi utama para pengembang untuk melansir produk-produk baru.

Tak hanya diincar pengembang lokal, dan nasional, Kota Pahlawan telah menjadi bidikan utama selain Jakarta oleh pengembang asing.

Mastery, Waterloo, Sydney.Dokumentasi Crown Group Mastery, Waterloo, Sydney.
Menarik dicermati, seperti apa dan bagaimana perilaku orang-orang Surabaya dalam membelanjakan uangnya untuk properti?

Kompas.com telah mewawancarai enam pengembang skala lokal, nasional, dan internasional. Keenamnya sepakat, "berani nawar" dan "teliti" adalah karakter khas orang-orang Surabaya. 

Menurut COO MNC Land Natalia C Tanudjaja, hal pertama yang mereka pertimbangkan adalah harga.

Meskipun apartemen yang ditawarkan MNC Land ditujukan untuk segmen pasar yang tidak sensitif terhadap harga, namun dia harus bersiap-siap menghadapi konsumen yang "berani nawar" tadi.

Baca juga: Orang Surabaya Beli Apartemen Sydney Rp 12 Miliar-Rp 18 Miliar Per Unit

"Saya katakan bahwa properti yang dibangun MNC Land bukan sembarang. Dikelola oleh brand internasional ternama dengan reputasi bagus, juga kualitas produk yang mumpuni serta lokasinya yang bisa disebut Menteng-nya Surabaya," jelas Natalia kepada Kompas.com, Sabtu (17/11/2018).

Bukan satu dua konsumen dengan karakter seperti ini yang dihadapi Natalia, oleh karena itu dia menerapkan strategi khusus yakni kemudahan pembayaran yang bisa dicicil hingga 120 kali.

"Itu berlaku hanya sampai Desember 2018. Kami tidak bisa menurunkan harga. Itu sudah fixed price," kata Natalia tentang produk teranyarnya One East Penthouse and Residences di bilangan Kertajaya, Surabaya Timur.

Show unit SOHO, AKR One Signature GalleryDokumentasi AKR Land Show unit SOHO, AKR One Signature Gallery
Pernyataan serupa dilontarkan Direktur Crown Group Kenny Seraphine. Dia berkisah, ada konsumen yang datang dan memang ingin membeli apartemen di Sydney, Australia.

"Itu buat anak-anak mereka yang sekolah di sana. Tapi mereka maunya harga didiskon," kata Kenny.

Untuk menyiasatinya, Kenny pun berkompromi dengan memberikan bantuan pengurusan dokumentasi atau administrasi yang dipersyaratkan bank, dan hadiah-hadiah lain yang menarik bagi konsumen bersangkutan.

Berikut lima fakta ciri khas orang Surabaya saat membeli properti:

1. Berani nawar

Hal ini berlaku untuk semua jenis dan harga properti. Entah itu properti untuk kelas atas dan mewah dengan penawaran eksklusif, menengah, maupun menengah bawah.

Namun, ketika harga sudah disepakati, orang-orang Surabaya akan memegang komitmennya untuk taat membayar.

"Saya tidak pernah menemui konsumen yang menunggak pembayaran cicilan uang muka," sebut Komisaris PT Pondok Tjandra Indah Jenny Sugiharto.

2. Teliti

Citinine Emporium World Gresik.Dokumentasi Citinine Development Citinine Emporium World Gresik.
Konsumen saat ini terbilang kritis. Ini tak bisa dibantah. Namun, orang Surabaya tak hanya kritis, juga teliti.

Vice Project Sales Director Crown Group Jefry Irawan mengatakan, mereka yang memiliki minat tinggi untuk membeli masih mencari-cari informasi secara terperinci.

"Harus diakui, orang-orang Surabaya sangat jeli dan teliti. Mereka ingin mendapatkan pengetahuan yang cukup tentang properti yang akan dibeli," tambah Jefry.

Namun demikian, ketika mereka sudah mendapatkan informasi yang cukup dan yakin terhadap reputasi pengembang serta kualitas produk, properti dengan dimensi terluas pun akan mereka beli.

3. Mengandalkan Referensi

Getok tular atau word of mouth adalah promosi paling efektif untuk menjual produk proeprti agar laku dibeli orang Surabaya.

Referensi semacam ini akan sangat diandalkan ketika ada figur publik, orang-orang terdekat, atau mereka yang dihormati mengatakan hal positif dan membujuk untuk membeli properti.

"Kebanyakan pembeli produk Citinine Development mendapat referensi dari pembeli sebelumnya," ujar Komisaris Citinine Development Oei Soesanto, pengembang spesialis properti komersial ruko dan pergudangan.

4. Setia

Darmo Hill ApartmentsDokumentasi PTI Architects Darmo Hill Apartments
Ketika orang Surabaya sudah melabuhkan cintanya pada sebuah produk, mereka akan setia menunggu pengembang yang bersangkutan untuk merilis produk baru.

Hal ini terbukti pada Darmo Hill Apartments yang dikembangkan PT Lamicitra Nusantara Tbk. Dari total 99 unit yang telah terjual, 39 di antaranya dibeli oleh pelanggan setia (loyal customer).

"Mereka sebelumnya telah memiliki rumah di Darmo Hill," kata Presiden Direktur PT Dharma Bhakti Adhijaya Prasetyo Kartika. 

PT Dharma Bhakti Adhijaya merupakan anak usaha Lamicitra Nusantara yang mengembangkan Darmo Hill Apartments.

5. Komitmen

Ini karakter yang sejatinya patut ditiru. Konsumen Surabaya akan memegang komitmen, janji, atau pun kesepakatan yang telah dijalin.

Termasuk dalam hal pembayaran cicilan uang muka, KPR ataupun KPA. Komitmen ini, menurut Jenny, sebagai bentuk tanggung jawab dan kewajiban sebagai konsumen dalam hubungan transaksi proeprti dengan pengembang/perbankan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com