Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panzi, Rumah Sakit Percontohan di Kongo

Kompas.com - 13/11/2018, 08:15 WIB
Rosiana Haryanti,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Rumah Sakit Panzi di Republik Kongo merupakan tempat perawatan khusus ibu dan anak.

Rumah sakit ini dioperasikan oleh peraih Nobel Perdamaian 2018 sekaligus Sakharov Prize 2014, Dr Denis Mukwege.

Baca juga: China Operasikan Klinik Tanpa Tenaga Medis

serangkaian paviliun modular dua lantai dibangun sebagai ruang pasca kelahiran dan unit rawat jalan. 
White Arkitekter serangkaian paviliun modular dua lantai dibangun sebagai ruang pasca kelahiran dan unit rawat jalan.
Setelah perang, rumah sakit memperluas fokusnya untuk melayani korban kekerasan seksual.

Kini, Rumah Sakit Panzi menjadi tempat berobat bagi 400.000 jiwa, dan melakukan 3.500 persalinan setiap tahunnya.

Akibat kondisi yang buruk dari struktur bangunan maka banyak staf yang tidak dapat memberikan pelayanan yang maksimal.

Oleh karena itu, pihak rumah sakit bekerja sama dengan Göteborgs universitet untuk mengubah arsitektur tempat ini.

Konsep bangunan untuk unit ibu dan anak dikembangkan oleh tim yang dipimpin oleh Dr Mukwege bersama dengan Profesor Ilmu Kesehatan, Marie Berg.

Desain rumah sakit ini bahkan menjadi salah satu nominasi dalam World Architecture Festival 2018 dalam kategori Health - Future Project.

Sementara tim desain dari White Arkitekter bersama dengan Berg kemudian merancang bangunan yang bertujuan untuk mengurangi kematian ibu hamil dan melahirkan, serta menyediakan tempat yang lebih baik untuk kondisi kerja para staf.

"Setiap perempuan harus menerima perawatan yang berkualitas selama kehamilan, persalinan, kelahiran, dan seterusnya. Fasilitas baru ini diharapkan dapat mempromosikan pentingnya kesehatan wanita dan anak-anak selama masa kehamilan dan awal kelahiran," ujar Dr Denis Mukwege.

Setelah perang, rumah sakit memperluas fokusnya untuk melayani korban kekerasan seksual. White Arkitekter Setelah perang, rumah sakit memperluas fokusnya untuk melayani korban kekerasan seksual.
Desain rumah sakit terdiri dari dua komponen berbeda. Satu tempat difungsikan sebagai bangsal perawatan intensif, sementara tempat lainnya berfungsi sebagai bangsal persalinan.

Sedangkan serangkaian paviliun modular dua lantai dibangun sebagai ruang pasca kelahiran dan unit rawat jalan.

Sementara setiap ruang bagi pasien dirancang untuk dapat menampung 8 hingga 16 orang. Tim arsitek juga menyediakan ruang pasien yang lebih kecil. Ruangan ini mampu menampung satu sampai dua tempat tidur.

Setiap unit kamar dirancang agar memiliki akses langsung ke taman. Hal ini sekaligus sebagai salah satu terapi untuk pemulihan pasien.

"Selama studi kelayakan, kami selalu diingatkan bahwa arsitektur dapat membuat perubahan yang besar. Dalam jangka panjang, kami berharap dapat membuat model yang dapat digunakan untuk tempat penyembuhan di negara-negara berkembang," ujar kepala tim arsitek White Arkitekter, Christiana Caira.

Rancangan bangunan baru rumah sakit juga didesain agar aman terhadap gempa.Tim arsitek juga berusaha untuk memaksimalkan penggunaan material lokal.

Konsep bangunan untuk unit ibu dan anak dikembangkan oleh tim yang dipimpin oleh Dr Mukwege bersama dengan Profesor Ilmu Kesehatan, Marie BergWhite Arkitekter Konsep bangunan untuk unit ibu dan anak dikembangkan oleh tim yang dipimpin oleh Dr Mukwege bersama dengan Profesor Ilmu Kesehatan, Marie Berg
Pasokan cahaya matahari di dalam gedung juga menjadi salah satu hal yang diperhatikan. Tim arsitek merancang kisi-kisi eksternal agar cahaya dapat masuk ke setiap ruangan, sekaligus memberikan keteduhan dari panas terik.

Selain panas, hal lain yang menjadi masalah adalah angin besar yang sering terjadi di Kongo. Datangnya angin ini menghasilkan kelembaban di dinding rumah sakit.

Untuk itu, arsitek merancang atap yang berfungsi melindungi dinding. Atap rumah sakit dibuat agar aiar hujan yang jatuh tidak langsung menembus konstruksi dinding.

Meski desain rumah sakit telah selesai, namun proses pembangunan masih berlangsung. Kelak jika sudah selesai, rumah sakit ini akan menjadi salah satu fasilitas yang menjadi percontohan di wilayah Republik Kongo dan sekitarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau