Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tarif MRT Jakarta Diklaim Lebih Murah Ketimbang Ojek Online

Kompas.com - 22/10/2018, 07:00 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejatinya, proyek mass rapid transit (MRT) baru bisa dinikmati warga DKI Jakarta pada Maret 2019.

Namun, kehadiran moda transportasi ini patut ditunggu, lantaran menawarkan tarif terjangkau dan waktu tempuh yang relatif lebih cepat.

Direktur Operasi dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta Agung Wicaksono mengatakan, saat ini pihaknya telah mengusulkan dua opsi tarif ke Pemprov DKI Jakarta untuk dikaji lebih lanjut.

Usulan tersebut yakni sebesar Rp 8.500 dan Rp 10.000. Besaran usulan itu didapat dari survei ridership atas kemampuan membayar masyarakat dengan jarak per 10 kilometer.

Baca juga: Fase 2 MRT Bidik 430.000 Penumpang Per Hari

"Jadi ada kesediaan untuk perjalanan rata-rata 10 kilometer. Karena dari survei itu disebutkan penumpang bersedia membayar sebesar itu dan perjalanan mereka rata-rata di dalam MRT adalah 10 kilometer," papar Agung di Jakarta, Rabu (17/10/2018).

Meski berbeda, namun keduanya memiliki tarif boarding fee yang sama yaitu Rp 1.500. Perbedaannya hanya pada unit price per kilometer yaitu sebesar Rp 700 per kilometer untuk usulan Rp 8.500 per 10 kilometer, dan Rp 850 per kilometer untuk usulan Rp 10.000 per 10 kilometer.

Kendati demikian, Agung meyakini tarif tersebut cukup kompetitif dibandingkan dengan tarif moda transportasi lain seperti ojek online atau taksi online/konvensional.

Sebagai gambaran, untuk melakukan perjalanan dari Bundaran HI ke Istora yang jaraknya 5 kilometer, penumpang MRT cukup membayar Rp 5.000 saja.

Keuntungan lainnya, mereka tak perlu terkena macet karena MRT memiliki jalur khusus di bawah tanah.

Sementara bila menggunakan ojek online, biaya yang harus dikeluarkan berkisar antara Rp 6.000 sampai Rp 12.000.

Biaya lebih mahal harus dikeluarkan bila menggunakan taksi online yaitu berkisar antara Rp 30.000 sampai Rp 32.000.

Demikian pula bila menggunakan taksi konvensional, yang dioperasikan sejumlah perusahaan operator.

"Jadi, ini akan membuat orang beralih dari menggunakan kendaraan pribadi, apalagi kalau kendaraan pribadi tarif parkirnya ditinggiin," kata Agung.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com