KOMPAS.com - Arsitek Stephanie Chaltiel menggunakan drone untuk membuat sebuah kubah berlapis lumpur.
Kubah sederhana ini bisa digunakan dalam keadaan darurat sekligus sebagai tempat perlindungan perlindungan bagi para pengungsi.
Bahkan, material yang digunakan untuk membangun dapat ditemukan di mana saja.
Kubah ini disusun dengan menggunakan kayu. Setelah itu, rangka kayu tersebut ditempel dengan kantong jerami.
Setiap kantong berisi pasir yang mampu melindungi pengungsi dari cuaca ekstrem, sekaligus memperkuat eksterior kubah.
Baca juga: Harbook, Toko Buku yang Terinspirasi Kota Imajiner
Tahap terakhir adalah dengan menyemprotkan campuran yang terbuat dari tanah liat dan serat ke struktur kubah.
Kepada Business Insider, Chaltiel mengungkapkan, dia menggunakan drone untuk menyemprotkan campuran tanah liat ke struktur kubah.
Dia menambahkan, dalam setiap kubah diperlukan dua orang operator drone untuk mengoperasikan alat ini.
Arsitek berkebangsaan Perancis ini pernah menampilkan karyanya di acara London Design Festival pada September kemarin.
Ke depannya, Chaltiel sedang menyiapkan proyek pembangunan kubah serupa di Vietnam. Meski kubah buatannya terlihat sangat sederhana, namun Chaltiel mengatakan, untuk proyek di Vietnam dia akan membangun kubah yang lebih besar dengan fasilitas yang lebih baik.
Namun Chaltiel menekankan, kubah ini tetap akan menggunakan material alam.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.