Kubah sederhana ini bisa digunakan dalam keadaan darurat sekligus sebagai tempat perlindungan perlindungan bagi para pengungsi.
Bahkan, material yang digunakan untuk membangun dapat ditemukan di mana saja.
Kubah ini disusun dengan menggunakan kayu. Setelah itu, rangka kayu tersebut ditempel dengan kantong jerami.
Setiap kantong berisi pasir yang mampu melindungi pengungsi dari cuaca ekstrem, sekaligus memperkuat eksterior kubah.
Tahap terakhir adalah dengan menyemprotkan campuran yang terbuat dari tanah liat dan serat ke struktur kubah.
Kepada Business Insider, Chaltiel mengungkapkan, dia menggunakan drone untuk menyemprotkan campuran tanah liat ke struktur kubah.
Dia menambahkan, dalam setiap kubah diperlukan dua orang operator drone untuk mengoperasikan alat ini.
Arsitek berkebangsaan Perancis ini pernah menampilkan karyanya di acara London Design Festival pada September kemarin.
Ke depannya, Chaltiel sedang menyiapkan proyek pembangunan kubah serupa di Vietnam. Meski kubah buatannya terlihat sangat sederhana, namun Chaltiel mengatakan, untuk proyek di Vietnam dia akan membangun kubah yang lebih besar dengan fasilitas yang lebih baik.
Namun Chaltiel menekankan, kubah ini tetap akan menggunakan material alam.
https://properti.kompas.com/read/2018/10/17/100000421/lindungi-pengungsi-arsitek-perancis-ciptakan-kubah-dari-lumpur