JAKARTA, KOMPAS.com - Pekerjaan proyek Mass Rapid Transit (MRT) Fase 2 rencananya mulai dikerjakan akhir tahun 2018 ini.
Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar memastikan hal tersebut setelah bertemu dengan perwakilan Pemerintah Jepang.
"Pada akhir tahun kita akan lanjut, saya baru hadir kemarin disepakati untuk segera dimulai. Kesepakatan dengan Jepang sudah final," kata William di Jakarta, Rabu (10/10/2018).
Baca juga: Trase MRT Jakarta Diusulkan Sampai Bandara Soekarno-Hatta
Fase 2 proyek ini merupakan bagian dari jaringan jalur utara-selatan yang telah dimulai dari Depo Lebak Bulus di Jakarta Selatan. Saat ini, pekerjaan Fase 1 dari Lebak Bulus sampai ke Bundaran HI telah mencapai 96,54 persen.
Rinciannya, 95,36 persen untuk pekerjaan depo dan jalur layang. Sementara untuk pekerjaan jalur bawah tanah telah mencapai 97,71 persen.
William memastikan, sejauh ini belum ada perubahan trase untuk Fase 2. Artinya, panjang jalur fase ini mencapai 7,8 kilometer dan terbentang mulau dari Sarinah hingga Kampung Bandan.
"Ini kira-kira ada delapan stasiun, jadi per kilometer ada satu stasiun," ucapnya.
Baca juga: Warga Jakarta Bisa Menumpang MRT Rp 144 Miliar Maret 2019
Kedelapan stasiun tersebut yakni Stasiun Sarinah, Stasiun Monas, Stasiun Harmoni, Stasiun Sawah Besar, Stasiun Mangga Besar, Stasiun Glodok, Stasiun Kota dan Stasiun Kampung Bandan yang juga menjadi depo.
Sementara itu, meski lebih pendek dari Fase 1, investasi yang diperlukan untuk membangun Fase 2 lebih mahal yaitu Rp 22,5 triliun.
Adapun investasi yang diperlukan untuk membangun Fase 1 sepanjang 16 kilometer hanya mencapai Rp 16 triliun.
Besarnya biaya investasi ini disebabkan seluruh infrastruktur berada di bawah tanah. Selain itu, kondisi Jalan Gajah Mada yang lebih sempit dibanding Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan MH Thamrin membuat konstruksinya lebih sulit.
Baca juga: Catat, Jadwal Keberangkatan MRT Jakarta
Jika di sepanjang Sudirman-Thamrin stasiun dan rel MRT berada tepat di tengah, di sepanjang Jalan Gajah Mada, stasiun akan terletak di sisi barat karena ada Sungai Ciliwung yang di tengah.
Karena keterbatasan lahan pula, penggalian terowongan juga akan lebih dalam, sekitar 20 meter, dibanding fase 1 yang sekitar 15 meter.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.