Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler: Mereka yang Berada di Balik Peta Gempa Palu dan Donggala

Kompas.com - 09/10/2018, 13:00 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kabar terpopuler pada kanal properti sepanjang Senin (8/10/2018) cukup beragam.

Mulai dari penanganan gempa di wilayah Palu dan Donggala, mereka yang berada di balik pemetaan kawasan, hingga trik membangun rumah secara hemat.

Berikut kabar selengkapnya:

1. Mereka yang berjasa memetakan gempa Palu dan Donggala

Tak butuh pikir panjang bagi Yantisa Akhadi untuk memenuhi permintaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jumat (28/9/2018).

Saat itu, BNPB meminta semua pihak membantu memetakan dampak gempa bumi dan tsunami yang mengguncang Kota Palu dan Kabupaten Donggala.

Seketika, Yantisa dan rekan-rekannya dari Humanitarian OpenStreetMap Team Indonesia menghentikan pekerjaan memetakan jaringan jalan seluruh Indonesia.

Mereka pun mulai memetakan lokasi terdampak gempa dengan membandingkan citra satelit yang ada.

Berikut cerita selengkapnya...

Mereka yang Berjasa Memetakan Gempa Palu dan Donggala

Eastgate Centre, HarareDavid Brazier Eastgate Centre, Harare

2. Rancangan gedung ini meniru cara kerja rayap

Sarang rayap memiliki kemampuan unik yang mampu menjaga suhu tetap dingin meski temperatur di luar meningkat.

Sarang ini juga berkemampuan untuk menjaga suhu di dalam ruangan tetap stabil meski temperatur di luar berubah.

Rayap memiliki sistem pendinginan yang cerdas. Mereka membangun saluran udara di sekeliling sarang.

Udara diserap masuk lewat salah satu lubang di sisi sarang, kemudian dialirkan melalui saluran. Udara yang ada di dalam sarang selalu berganti, sehingga tetap menjaga kondisi tetap dingin.

Teknik pendinginan inilah yang kemudian ditiru oleh arsitek Mick Pearce ketika ia merancang gedung Eastgate Centre di Harare, Zimbabwe.

Seperti apa gedungnya?

Rancangan Gedung Ini Meniru Cara Kerja Rayap

Pembersihan halaman Rumah Sakit Undata di Palu, Sulawesi Tengah, pada Sabtu (6/10/2018).Relawan Gabungan Jawa Barat Pembersihan halaman Rumah Sakit Undata di Palu, Sulawesi Tengah, pada Sabtu (6/10/2018).

3. Halaman RS Undata dibersihkan dari jenazah

Relawan Gabungan Jawa Barat yang terdiri dari beberapa organisasi pencinta alam dari Jawa Barat dan Sulawesi membersihkan halaman Rumah Sakit (RS) Undata di Palu, Sulawesi Tengah, pada Sabtu (6/10/2018) ini.

Kegiatan ini dilakukan karena rumah sakit itu dinilai tidak layak sebagai fasilitas kesehatan umum.

"Pasca-kejadian bencana gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, RS Undata menjadi tidak karuan," ujar Mas Wang, komandan pembersihan RS Undata, melalui keterangan terulis, Sabtu (6/10/2018).

Latar belakang pembersihan ini karena selama seminggu terakhir di halaman RS Undata banyak terdapat jenazah dan puing-puing reruntuhan bangunan pasca-gempa sehingga lingkungan itu tampak kurang layak digunakan.

Selain itu, jenazah yang sudah berhari-hari belum dikubur berpotensi menjadikan lingkungan yang tidak sehat karena bisa memproduksi bakteri yang berdampak pada kesehatan pasien dan pengungsi yang tinggal di halaman rumah sakit itu.

Untuk menjamin kebersihan dan kesehatan para pasien dan pengungsi di sana, area tersebut harus segera dibersihkan.

Baca juga: Halaman Rumah Sakit Undata Dibersihkan dari Jenazah

IlustrasiKOMPAS/JITET Ilustrasi

4. Trik hemat bangun rumah

Ada beragam cara untuk memiliki rumah. Mulai dari membeli rumah baru atau bekas, membeli secara tunai atau kredit, hingga membangun rumah sendiri atau membeli yang sudah jadi.

Rumah dapat menjadi persepsi diri sendiri. Bila Anda adalah seseorang yang sangat cermat dalam mengeluarkan uang serta tak suka hal yang monoton, membangun rumah sendiri dapat menjadi pilihan.

Dengan membangun rumah sendiri, Anda dapat berkomunikasi dengan desainer dan kontraktor tentang anggaran yang dimiliki serta model yang diinginkan.

Lantas, bagaimana trik hemat membangun rumah impian? Cek selengkapnya di sini.

Trik Hemat Bangun Rumah.

Salah satu jenis rumah adat Sulawesi Tengah.Dokumen Chandara Alam Salah satu jenis rumah adat Sulawesi Tengah.

5. Rumah tradisional Sulawesi tahan gempa dan tsunami

Bangunan tradisional Indonesia merupakan hasil dari pengetahuan masyarakat yang hidup selaras dengan lingkungan.

Rifai Mardin, dosen teknik arsitektur dari Universitas Tadulako, menuturkan, masyarakat zaman dulu telah memiliki pengetahuan yang cukup mengenai kondisi wilayah tempat tinggalnya.

Pengetahuan ini tercermin dalam berbagai tradisi, termasuk dalam merancang bangunan.

"Local wisdom ini sebenarnya masih terbawa sampai saat ini dengan bentuk bangunan yang relatif siap terhadap gempa," tutur Rifai kepada Kompas.com, Sabtu (6/10/2018).

Rifai mengatakan, masyarakat terdahulu memang sudah hidup dengan gempa. Maka dari itu budaya lokal juga mencerminkan antisipasi jika terjadi bencana, termasuk dalam merancang bangunan. Salah satunya pada rumah adat Sulawesi.

"Intinya semua bangunan tradisional atau bangunan vernakular di zamannya tentu sudah memperhitungkan permasalahan sekitar," ujar Rifai.

Baca juga: Rumah Tradisional Sulawesi, Tahan Gempa dan Tsunami

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau