DONGGALA, KOMPAS.com - Gempa bermagnitudo 7,4 yang diikuti gelombang tsunami pada Jumat (28/9/2018) meluluhlantakkan Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah.
Ribuan rumah hancur berat, bangunan komersial runtuh, serta kios-kios dan masjid-masjid rusak parah.
Kecamatan Banawa di Kabupaten Donggala termasuk yang terdampak gempa dan tsunami terparah.
Hingga hari kelima pasca-bencana atau Rabu (3/10/2018), sejumlah 800 rumah hancur dan rusak berat. Bahkan sebagian lagi hilang tersapu gelombang tsunami.
"Semua habis, Desa Loli Pesua, Loli Saluran, dan Tasiburi paling parah. Rusak berat, hancur, dan sebagian hilang," ujar Camat Banawa Tasmin kepada Kompas.com seusai acara kunjungan Presiden Joko Widodo di Posko Loli Saluran, Rabu (3/8/2018).
Baca juga: Data Sementara, 2.790 Rumah Rusak akibat Gempa Palu
Sementara itu, berdasarkan data sementara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), jumlah rumah yang rusak mencapai 2.790 unit.
Rinciannya, 1.747 unit berada di Perumnas Balaroa, 744 unit di Petobo, dan sisanya di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat.
Di wilayah tersebut, BNPB mengidentifikasi, tak kurang dari 185 rumah rusak berat, 22 rumah rusak sedang, dan 92 rumah rusak ringan.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) berdialog dengan warga di Posko Loli Saluran.
Jokowi mengatakan, pemerintah akan melakukan evakuasi terlebih dahulu karena masih banyak korban yang tertimbun reruntuhan bangunan belum ditemukan.
"Setelah itu baru melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi, rumah, rumah sakit, sekolah, dan lainnya," kata Jokowi.
Adapun warga pengungsi korban gempa dan tsunami meminta pemerintah untuk membantu membangun kembali hunian mereka yang rusak berat, pemenuhan kebutuhan pokok, suplai air bersih, dan fasilitas lainnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.