JAKARTA, KOMPAS.com – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendukung upaya badan usaha milik negara (BUMN), baik kontraktor maupun operator nasional, untuk meningkatkan kualitas proyek infrastrukturnya agar memiliki daya saing secara global dan memenuhi standar internasional.
Hal ini sesuai peran Kementerian PUPR sebagai pembina jasa konstruksi nasional demi mendorong BUMN sehingga bisa meningkatkan ekspor jasa konstruksinya ke negara lain.
Salah satu BUMN Karya yang sudah berkiprah di dunia internasional yaitu PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA.
WIKA telah melakukan pembangunan 1.700 unit logement atau rumah susun yang berada di Baraki dan El Harrach, Provinsi Alger, Aljazair.
Dalam kunjungan kerja ke Aljazair, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan WIKA telah menunjukkan hasil kerja yang baik.
Dia mengaku merasa bangga melihat kiprah WIKA yang bisa dijadikan rujukan pembangunan infrastruktur di negara tersebut.
Basuki juga berharap semua karyawan yang bekerja di lokasi proyek itu dapat selalu menunjukkan kinerja terbaiknya.
“Untuk teknis pekerjaan dan kualitas pekerjaan tidak perlu diragukan. You are in the right hand, you can sleep well,” kata Basuki melalui keterangan tertulis, Selasa (25/9/2018).
Maka dari itu, WIKA harus mempersiapkan diri untuk mengerjakan proyek selanjutnya yang lebih besar.
Saat ini WIKA sedang mengerjakan empat proyek pembangunan rumah di Aljazair dengan total nilai Rp 2,1 triliun. Sebanyak 480 pekerja dilibatkan dalam keempat proyek itu.
Proyek pertama yaitu pembangunan 1.700 unit rumah susun yang dibagi menjadi 70 blok.
Setiap blok terdiri dari 5 lantai dengan jumlah 25 unit bangunan.
Nilai proyek ini sebesar Rp 629 miliar. Pembangunannya dimulai dari September 2017 dan ditargetkan selesai dalam 24 bulan. Progresnya hingga sekarang mencapai 20 persen.
Kemudian, proyek kedua adalah pembangunan 2.250 unit rumah susun di Ain Defla dan Khemis Miliana di Provinsi Ain Defla.
Proyek yang dimulai sejak September 2017 dengan waktu penyelesaian 28 bulan itu bernilai Rp 851 miliar.
Adapun proyek ketiga yakni pembangunan 400 unit rumah susun di Kourifa yang nilainya Rp 155 miliar. Konstruksinya dimulai dari Mei 2017 dan berlangsung selama 18 bulan.
Terakhir, proyek keempat yaitu pembangunan 1.000 unit rumah susun di Souidania sebesar Rp 390 miliar selama 26 bulan yang dimulai dari Maret 2017.
Kunjungan ke proyek itu merupakan bagian dari lawatan Basuki bersama jajarannya dari Kementerian PUPR ke Algiers, ibu kota Aljazair, untuk bertemu dengan Menteri Perumahan, Permukiman, dan Perkotaan Aljazair Abdelwahid Temmar.
Mereka membahas tentang progres kerja sama yang sedang berlangsung di bidang infrastruktur. Kedua pihak sepakat untuk meningkatkan kerja sama melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) baru.
Kesepakatan itu berupa penambahan kerja sama teknik dalam pengembangan perumahan, termasuk rumah tahan gempa dan infrastruktur permukiman.
Basuki mengatakan, dia optimistis bahwa banyak peluang kerja sama saling menguntungkan bagi kedua negara dalam bidang infrastruktur di masa depan.
Dalam pertemuan itu, hadir pula Duta Besar RI untuk Aljazair Safira Machrusah dan Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Tumiyana.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.