KOMPAS.com - NASA memperkenalkan konsep rumah layak huni yang akan dibangun di Mars. Desain rumah ini merupakan pemenang dari kompetisi yang bertajuk 3D-Printed House Habitat Competition.
Kompetisi bertujuan untuk mencari desain rumah terbaik yang akan dihuni oleh para penjelajah Mars.
Sejak dibuka pada 2014 lalu, NASA akhirnya memilih 5 dari 18 tim yang lanjut ke tahap berikutnya. Uniknya, kelima finalis tersebut tidak memiliki latar belakang dalam hal antariksa.
Semua tim tersebut berasal dari beberapa universitas dan perusahaan Amerika yang berfokus pada bidang arsitektur dan konstruksi.
Baca juga: Mewujudkan Mimpi Tinggal di Mars
Salah satu finalis kompetisi dan juga peraih skor tertinggi, tim Zopherus, memiliki ide untuk mencampurkan bahan yang bisa ditemukan di Mars, seperti es, kalsium oksida, dan batuan planet merah.
Tim ini mengusulkan untuk membuat sebuah alat yang mirip kubah besi berbentuk laba-laba. Uniknya, alat ini tidak membutuhkan tenaga manusia untuk membangun rumah.
Alat ini nantinya berfungsi menyediakan lahan dan mencetak rumah di Mars, termasuk pintu, jendela, toilet, dan kebutuhan lainnya.
Sementara sebuah robot otomatis dikerahkan untuk mencari bahan baku pembangunan rumah.
Rumah yang dihasilkan berbentuk heksagonal dan mampu menampung empat orang astronot. Bentuk ini mampu membuat beberapa rumah dibangun dalam jarak yang berdekatan.
Tak ketinggalan, sebuah jendela besar pada bagian mezanine rumah memberikan pemandangan lanskap Mars bagi para penghuninya.
Jendela ini juga memungkinkan cahaya untuk masuk ke dalam rumah. Cahaya matahari ini berfungsi untuk menyinari taman hidroponik yang berfungsi menyediakan oksigen.
Tim ini mengklaim, bangunan tersebut mampu menahan iklim lokal Mars yang keras dan menyerap radiasi untuk melindungi manusia.
Selain Zophorus, kompetisi ini juga memiliki empat tim lain yakni AI Spacefactory, Kahn-Yates, SEArch+/Apis Cor, dan Northwestern University.
Beberapa finalis juga memberikan konsep serupa, yakni alat pencetak rumah yang tidak membebani para penjelajah nantinya.
Kompetisi ini juga mampu memberikan wawasan tambahan bagi metode pembangunan rumah di Bumi. Dengan alat pencetak rumah seperti yang dipaparkan para finalis, diperkirakan industri perumahan juga bisa berkembang dengan mengadopsi teknologi ini.
Xavier de Kestelier, kepala teknologi desain dan inovasi di firma desain Hassell, menuturkan astronot pertama nantinya akan melakukan perjalanan seribu kali jarak antara Bumi dan Bulan. Misi ini juga akan berlangsung lebih dari tiga tahun.
Untuk itu, desain rumah di luar angkasa, khususnya Mars tidak hanya berfokus pada penampakan saja, namun diperlukan desain yang lebih fungsional agar para astronot nyaman dan mencapai kinerja yang memuaskan.
Ketebalan dinding juga harus diperhatikan agar rancangan tersebut mampu melindungi penghuninya dari pemanasan, tekanan, dan iklim Mars yang keras.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.