KOMPAS.com - Salah satu faktor penting yang memengaruhi besarnya biaya kosntruksi adalah upah tenaga kerja, termasuk biaya tambahan seperti biaya perjalanan, asuransi, pensiun, dan tunjangan lainnya.
Dalam riset Turner and Townsend berjudul International Construction Market Survey 2018, dari 46 kota di 33 negara, upah tenaga kerja rata-rata per jam berada di angka 29,9 dollar AS atau Rp 433.500 (kurs Rp 14.500 per dollar AS per 21 Agustus 2018).
Posisi tertinggi dipegang oleh Zurich dengan upah per jamnya mencapai 104,1 dollar AS atau lebih dari Rp 1,5 juta.
Baca juga: Ongkos Konstruksi di Jakarta Lebih Murah Ketimbang Singapura
New York berada di tempat kedua dengan upah pekerja 98,3 dollar AS. Di tempat ketiga bertengger San Francisco dengan upah rata-rata 84,2 dollar AS.
Kemudian Seattle di posisi keempat dengan besaran upah mencapai 72,5 dollar AS. Sidney berada di ranking kelima dengan upah rata-rata 65,8 dollar AS per jam.
Pasar konstruksi dengan upah terendah adalah Ho Chi Minh City dan Kigali dengan upah rata-rata berada di bawah 3 dollar AS per jam.
Bahkan Bangalore berada di tingkat paling bawah dengan upah tenaga kerja yang hanya sebesar 1,1 dollar AS per jam.
Menurut laporan Turner and Townsend, dari 14 kota di Asia Pasifik yang disurvei, Jakarta berada di peringkat ke-9 dengan upah rata-rata mencapai 10,2 dollar AS ekuivalen Rp 148.000.
Jumlah ini memang berada di bawah Singapura dengan upah rata-rata mencapai 18,2 dollar AS. Namun upah tenaga kerja konstruksi di Jakarta lebih tinggi dibanding Kuala Lumpur, Shanghai, dan Beijing yang mencatat angka 5,6; 5,9; 5,5 dollar AS per jam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.