KOMPAS.com - Terkadang, hal paling sulit untuk membeli sebuah rumah adalah saat Anda harus mengumpulkan uang muka atau down payment (DP).
Kenapa sulit? Karena tidak jarang jumlahnya cukup besar.
Sebelum ada aturan Bank Indonesia (BI) yang membebaskan pemberian loan to value (LTV), ada batas maksimum yang bisa diberikan bank kepada pemohon kredit yaitu 85 persen.
Artinya, besaran uang muka yang harus disiapkan calon pembeli rumah minimal 15 persen.
Sebagai contoh, bila harga rumah Rp 100 juta, maka uang muka yang harus disiapkan Rp 15 juta.
Namun, bila ingin membeli rumah di kota besar yang dekat dengan lokasi kerja, jangan mimpi ada rumah dengan harga tersebut.
Di kawasan pinggiran Jakarta Selatan, misalnya, sulit untuk menjumpai rumah seharga Rp 500 jutaann. Paling minim, harga rumah Rp 1 miliar.
Artinya, bila mengacu ketentuan BI sebelumnya, maka paling tidak uang muka yang harus disiapkan yaitu Rp 150 juta. Fantastis bukan?
Lantas, bagaimana cara agar kita bisa dapat sedikit mudah untuk mengumpulkan uang muka?
1. Kerja sampingan
Ada banyak cara untuk bisa mendapatkan penghasilan tambahan. Salah satunya, kerja sampingan.
Kesempatan pun terbuka lebar. Mulai dari jadi driver ojek daring, membuka toko daring, hingga menjalani bisnis berbasis hobi seperti fotografi.
Sepanjang kita kreatif, rezeki tentu akan datang dengan sendirinya. Sebab, di tengah era keterbukaan informasi, apapun kemampuan yang kita miliki dan berpotensi mendapatkan penghasilan tambahan bisa kita tawarkan secara daring.
2. Jangan berpikir Anda mengorbankan sesuatu
Untuk mendapatkan sesuatu yang berharga, tak jarang ada hal yang harus dikorbankan.
Misalnya, Anda dapat menahan diri untuk sementara waktu tidak berkumpul dengan rekan sejawat demi menabung.
Cara lain, Anda bisa bekerja lembur untuk mendapatkan tambahan uang saat gaji ditransfer pada akhir bulan.
Yakinkan diri, bahwa segala sesuatu yang Anda korbankan akan berbuah manis.
3. Hindari pinjaman tidak penting
Sebisa mungkin, sebaiknya Anda menahan keinginan untuk membeli sesuatu yang bersifat konsumtif. Terlebih, bila menggunakan cara hipotek atau pinjam pihak ketiga.
Lebih baik bila Anda menabung. Sebab, ketika Anda membeli sesuatu secara kredit, maka ada kelebihan yang harus dibayar.
Sementara, kelebihan tersebut seharusnya dapat ditabung untuk keperluan lain. Di samping itu, barang konsumtif cenderung mengalami penurunan nilai setiap waktunya.
4. Punya tabungan minimal
Jangan sering-sering lihat tawaran rumah. Karena itu akan mempengaruhi preferensi dalam membeli rumah.
Dengan cara ini pula, Anda juga bisa lebih fokus untuk menabung dan menyiapkan uang muka. Usahakan, meski terkesan cukup berat untuk menyiapkan uang muka, namun Anda memiliki tabungan yang cukup.
Karena ini akan menjadi salah satu pertimbangan apakah permohonan kredit yang akan Anda ajukan diterima atau tidak.
5. Yakinkan diri bahwa setiap pengorbanan berbuah manis
Ketika Anda mulai bekerja di rentang usia 20-30 tahun, ada begitu banyak godaan yang bisa menghabiskan penghasilan yang diterima setiap bulannya.
Namun, Anda sudah berkorban untuk mengurangi pengeluaran dengan tidak nongkrong bersama rekan-rekan. Bahkan, Anda juga sudah mencari pekerjaan sampingan untuk bisa mendapatkan penghasilan tambahan.
Membeli rumah di usia 30-an adalah saat yang paling tepat. Anda belum terlalu tua, bila ingin mengambil kredit dengan tenor 20 tahun.
Atau, seiring dengan pengalaman yang meningkat, penghasilan pun juga akan meningkat. Maka, Anda bisa memebeli rumah dengan tenor yang lebih singkat karena kemampuan cicilan mencukupi.
Kini, saatnya Anda menikmati jerih payah tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.