LAMPUNG TIMUR, KOMPAS.com - PT Molindo Raya Industrial (MRI) memanfaatkan sumber tebu melimpah untuk membangun Unit Distilasi Etanol atau cairan bahan kimia bagi produk bahan bakar, dengan mementingkan visi utama pengolahan limbah.
Pabrik pengolahan limbah tebu dan jagung ini menjadi bahan baku pembuatan etanol pertama di Lampung.
Selama ini, produksi etanol yang berkualitas diekspor ke luar negeri untuk digunakan perusahaan rokok, farmasi dan lainnya dengan total produksi mencapai 80 juta liter pertahun.
Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka, Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono hadir sekaligus meresmikan peletakan batu pertama pabrik pengolahan limbah ini.
Achmad mengatakan pengolahan limbah di daerah patut diapresiasi karena lebih mengedepankan hasil bumi daerah.
“Integritas bagus sekali ada di kawasan luar Jawa, dari mulai pertanian pertambangan diolah menjadi etanol yang tangguh dan berdaya saing kuat," kata Achmad, Rabu (25/7/2018).
Dia menuturkan, pabrik ini nantinya akan menyerap 11.000 tenaga kerja dengan prioritas utama tenaga kerja lokal.
"Investasi pabrik ini senilai Rp 500 miliar," cetus Achmad.
Achmad menambahkan, ketersediaan tetes tebu yang cukup banyak di Lampung merupakan peluang pengembangan Unit Distilasi Etanol bagi PT Molindo Raya Industrial dengan proyeksi kapasitas lebih dari 50 juta liter per tahun.
Direktur Utama MRI Arief Goenadibrata mengatakan, pabrik pengolahan limbah tebu dan jagung di Lampung akan menjadi pabrik ke-4 di Indonesia.
"Hal ini juga sekaligus merupakan pabrik pengolahan limbah tebu dan jagung pertama di Asia Tenggara," ujar Achmad.