Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebiasaan Desainer Interior Era Media Sosial

Kompas.com - 24/07/2018, 14:26 WIB
Rosiana Haryanti,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

“Tidak menurunkan, karena yang lain hanya memberikan referensi-referensi tentang interior. Tetap banyak pengguna yang mencari dan menanyakan langsung untuk masalah interior mereka masing-masing,” tutur Robert.

Menurut Robert, hal tersebut malah semakin meningkatkan minat masyarakat terhadap peran desainer interior. Masyarakat juga menjadi lebih mengenal profesi penyedia jasa dan konsultasi interior.

“Biasa mereka juga memperlihatkan gambar-gambar yang mereka cari sendiri dari referensi yang ada di platform lain,” ujar Robert.

Alifannur mengemukakan hal serupa. Menurutnya, munculnya tren desain dan dekorasi hunian sendiri justru tidak memengaruhi pendapatan.

Bahkan mereka yang cenderung mencari inspirasi bahkan yang mendesain sendiri ruangan rumahnya bukanlah target pasar Leora Furniture.

“Ini bukan target market kami, bahkan kami akan sarankan mereka untuk membeli di Ikea misalnya. Target market kami yang interior cukup rumit dibuat dengan ukuran detail dan porposional. Jadi tidak masalah,” ujarnya.

Alifannur menjelaskan bahwa target pasar Leora sendiri merupakan residential dan perkantoran yang membutuhkan perabot interior dimana harus sangat teliti dalam pengukuran.

Senada dengan Robert dan Alifannur, Arianna yang mengaku belajar desain hunian secara otodidak, mengatakan hal yang sama. Ia sering memajang hasil karya dekorasi rumahnya di akun Instagram @ariana_arriana.

Menurutnya, profesi desainer interior justru tidak akan tergeser dengan banyaknya tren DIY dan desain hunian sendiri.

“Nggak berkurang karena segmennya beda,” tutur Arianna.

Meningkatkan ketertarikan

Menurut Alifannur, kemunculan tren dan akun DIY juga memberikan keuntungan tersendiri, khususnya khususnya bagi generasi milenial yang lebih antusias terhadap interior.

“70 persen milenial, hampir 100 persen yang suka browsing dan punya IG. Kalau generasi senior mereka sudah punya link atau chanel dengan perusahaan Interior senior juga tidak perlu referensi dari internet,” tutur Alifannur.

IlustrasiThinkstockphotos Ilustrasi
Selain milenial, kalangan ibu rumah tangga pun kini banyak yang mulai tertarik untuk mendekor sendiri huniannya.

Menurut Arianna kini banyak ibu rumah tangga yang mulai merancang sendiri ruangan rumahnya. Dia menambahkan tren desain dan dekor hunian ini mulai populer sejak dua tahun lalu di kalangan ibu-ibu rumah tangga.

Sejak saat itu, banyak yang mulai berbagi tips dekorasi hunian sehingga banyak yang tertarik menghias rumah melalui internet.

Arianna menambahkan justru dengan banyaknya tren dekor hunian malah semakin menambah ketertarikan terhadap desainer interior, khususnya bagi mereka yang memiliki dana lebih. Sedangkan bagi masyarakat yang tidak memiliki biaya khusus untuk dekorasi lebih memilih untuk menata sendiri ruangannya.

“Dari situ memang kalo mau pake jasa interior designer kan pasti ada fee-nya dan nggak semua orang bisa ngeluarin dana untuk bayar desainer interior,” ujar Arianna.

Meski tidak memberikan keuntungan secara signifikan, namun media sosial memberi pengaruh terhadap ketertarikan masyarakat terhadap desain interior. Dengan kata lain, kini makin banyak orang yang lebih tahu dan mengenal profesi ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com