Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembangunan Jalan di Sumba Timur Dukung Industri Gula

Kompas.com - 13/07/2018, 20:30 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

WAINGAPU, KOMPAS.com - Preservasi dan rehabilitasi ruas jalan Waingapu-Melolo, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), dengan panjang fungsional 57,8 kilometer, sangat mendukung akses mobilitas masyarakat di wilayah itu.

Preservasi dan rehabilitasi infrastruktur ini dikerjakan oleh Pemerintah Pusat melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Wilayah X Kupang.

Penanganan panjang jalan efektif dengan hotmix  sekitar 10 kilometer yang terdiri dari 6 kilometer rehabilitasi mayor dan 4 kilometer preventif.

Baca juga: Pemerintah Bangun Jalan Hot Mix Menuju Obyek Wisata Unggulan NTT

Selain membantu masyarakat pengguna kendaraan pribadi dan umum, juga mendukung sejumlah perusahaan yang berinvestasi di wilayah itu. Sebut saja PT Muria Sumba Manis, yang bergerak di industri tebu.

Akses jalan yang dibangun sejak 2015 itu, mendukung pula beberapa daerah wisata seperti Pantai Walakiri, Laipori, Wera dan pantai Watuparunu serta Pantai Tarimbang dan juga potensi hasil laut sepanjang Pantai Utara Sumba Timur.

Pejabat Pembuat Komitmen 4.4 Batas Sumba Timur- Waingapu Ebenheaser Adam mengatakan, ruas jalan Waingapu-Melolo itu dikerjakan oleh PT Teratai dengan nilai kontrak Rp 19 miliar.

Menurut Eben, selain merehabilitasi ruas jalan Waingapu-Melolo melalui kontrak jangka panjang, pihaknya juga merehailitasi ulang ruas jalan Batas Sumba Timur-Waingapu, dengan panjang penanganan preventif 5 kilometer, fungsional 77 kilometer.

Selain itu, juga menangani ruas jalan Melolo-Baing yang dikerjakan oleh PT Nusa Jaya Abadi dengan penanganan rehabilitasi dan preventif efektif 10 kilometer dan fungsional 56,7 kilometer.

"Selain mendukung pabrik tebu, ruas jalan Waingapu-Melolo-Baing juga turut mendukung akses transportasi bagi pabrik lainnya yakni pabrik rumput laut," ungkap Eben kepada Kompas.com, di Waingapu, Jumat (13/7/2018).

Yang paling penting, lanjut Eben, masyarakat yang bermukim di sejumlah kecamatan yang dilintasi oleh jalan tersebut, bisa menikmati akses jalan mulus dengan lancar.

Kondisi jalan di Sumba Timur, mendukung industri padat karya.Sigiranus Marutho Bere/Kompas.com Kondisi jalan di Sumba Timur, mendukung industri padat karya.
Kecamatan itu yakni Pandawai, Umalulu, Rindi, Pahunga Lodu dan Wula Waijelu serta Kahunga Eti dan beberapa kecamatan lainya di selatan Pulau Sumba.

Eben menyebut, total panjang ruas jalan nasional yang dibangun melaluai program jangka panjang preservasi rehabilitasi mulai dari Batas Sumba Timur-Waingapu-Melolo hingga Baing, mencapai 191,6 kilometer.

Eben merinci, dari 191, 6 kilometer jalan tersebut, masih terdapat 54 kilometer atau 35 persen, memiliki lebar jalan antara 4 sampai 4,5 meter atau sub-standar.

"Kami berharap, ke depannya secara bertahap, kita perlu peningkatan kapasitas jalan, sehingga jalan ini memenuhi standar lebarnya yakni 6 sampai 7 meter," imbuhnya.

Eben menjelaskan, pabrik gula milik PT Muria Sumba Manis rencananya akan produksi pada tahun 2020 mendatang, karena itu perlu penyiapan prasarana jalan dalam mendukung perusahaan tersebut khususnya dalam mobilisasi peralatan pabriknya.

"Setelah pabriknya beroperasi, mungkin kapasitas produksi sekitar 1.200 ton gula per hari, sehingga perlu kita dukung infrastruktur dari lokasi pabrik ke pelabuhan Waingapu, untuk distribusi hasil pabrik dan kebutuhan logistik di daerah pabrik ini," sebut Eben.

Terkait dengan itu, perusahaan tersebut sudah berkoordinasi dengan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Wilayah X Kupang, untuk meminta dukungan infrastruktur jalan.

Sementara itu Corporate legal & Comunnication PT Muria Sumba Manis Milton Pieter berharap, adanya penyesuaian infrastruktur jalan, dapat mendukung operasionalisasi kendaraan pabrik agar bisa berjalan dengan lancar.

"Kamimengharapkan dukungan pemerintah dalam hal kondisi jalan yang disesuaikan dengan kebutuhan industri perusahaan kami. Untuk kondisi jalannya saat ini masih cukup layak, namun mungkin perlu ditingkatkan lagi," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau