Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tikus di Rumah Bikin Kesal? Ini 3 Cara Ampuh Mengusirnya!

Kompas.com - 25/06/2018, 11:54 WIB
Rosiana Haryanti,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tikus merupakan salah satu hama yang menjadi musuh rumah tangga.

Di Indonesia, setidaknya ada tiga jenis tikus yang hidup di sekitar rumah, yaitu tikus got (rattus norvegicus), tikus rumah atau tikus atap (ratus rattus), dan mencit rumah (mus musculus).

Meski berbeda, ketiga jenis tikus itu memiliki tampilan yang mirip tetapi berbeda dalam hal ukuran tubuh. 

Kemampuan adaptasi

Tikus merupakan binatang dengan tingkat adaptasi tinggi. Binatang ini dapat hidup di area dengan radiasi tinggi dan mampu membangun kekebalan tubuh terhadap sejumlah jenis racun.

Kemampuan reproduksi yang tinggi membuat hewan pengerat ini mampu berkembang biak dengan sangat cepat.

Dalam setahun, satu ekor tikus mampu beranak hingga lima kali setahun, dengan 6-10 anak per kehamilan.

Baca juga: Tikus-tikus yang Bikin Cantik Rumah

Pada usia tiga bulan, anak tikus sudah siap bereproduksi.

Tikus juga mampu menularkan berbagai penyakit seperti pes, leptospirosis, diare, demam, hingga keracunan makanan.

Bahkan, kuman penyakit di kotoran tikus yang mengering mampu menyebar dan menempel pada makanan rumah.

Oleh karena itu, menjag rumah dari "serangan" tikus hal yang wajib dilakukan.

Pastikan untuk selalu menjaga kebersihan rumah khususnya di bagian dapur dan taman belakang.

Setiap malam, upayakan untuk membuang sampah ke luar rumah dan jangan sampai ada yang tertinggal.

Baca juga: Tips Memanfatkan Halaman Belakang dan Lahan Sisa di Rumah

Selain itu, makanan yang masih tersisa dimasukkan ke dalam lemari dan tempat penyimpanan yang tertutup untuk menjaga ruangan tetap bersih dari hewan pengganggu seperti tikus dan kecoak.

Lebih jauh, cara-cara ini juga bisa Anda terapkan:

1. Memelihara hewan pemangsa

Di pedesaan, sangat mudah menemukan hewan pemangsa tikus seperti kucing, musang, burung hantu maupun ular sawah.

Namun, di perkotaan, di mana lingkungan tempat tinggal sangat padat, hewan-hewan ini agak sulit ditemukan.

Untuk menekan laju populasi tikus, Anda bisa memelihara hewan pemangsa seperti kucing di dalam rumah.  

2. Amonia

Tikus tak tahan dengan bau amonia. Amonia merupakan bahan kimia yang terdapat di urin predator binatang pengerat ini.

Jadi, ketika tikus mencium bau amonia, maka mereka berpikir bahwa bau tersebut adalah tanda adanya pemangsa.

Tempatkan dua sendok makan deterjen dan segelas air ke dalam sebuah wadah.

Letakkan wadah tersebut di tempat tikus biasanya muncul, seperti di bawah lemari, meja, atau di bawah tempat tidur.

Anda juga bisa menggunakan bahan pengganti selain amonia seperti peppermint oil, lada, cabai rawit, atau cengkeh.

Perlu diperhatikan, strategi ini hanya bisa dilakukan sementara.

Ketika tikus menyadari bahwa amonia yang tercium bukanlah dari binatang predator, maka mereka akan kembali lagi ke tempat yang sama.

Peringatan: Jangan meletakkan wadah berisi amonia di tempat yang mudah dijangkau oleh anak-anak atau hewan peliharaan.

3. Gunakan steel wool (baja halus)

Kemampuan adaptasi tikus yang sangat tinggi memungkinkan dua cara di atas gagal. Untuk itu, menutup lubang masuk bisa jadi cara efektif.

Tikus dapat masuk ke dalam rumah melalui lubang yang sangat kecil sekalipun. Pastikan Anda mengetahui dari mana tikus ini dapat masuk ke dalam rumah.

Gunakan baja halus atau steel wool untuk menutup lubang di dalam rumah.

Bahan ini sering digunakan untuk membersihkan perabot dari kaca dan logam. Tempelkan baja halus pada lubang yang biasa dimasuki binatang pengerat ini.

Serat baja halus sangat sulit untuk ditembus oleh gigi tikus.

Selain itu, Anda juga bisa memasang jebakan tikus pada lubang-lubang tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com