JAKARTA, KOMPAS.com - Hajatan mudik dan balik Lebaran 2018 dinilai berbagai kalangan cukup sukses. Meskipun, di beberapa titik jalan tol masih terpantau adanya kepadatan arus kendaraan. Terutama, jelang memasuki kawasan tempat istirahat atau rest area.
Menurut pengamat transportasi Darmaningtyas, ada empat hal yang membuat musim Lebaran kali ini berjalan baik. Pertama, berfungsinya jalur Tol Trans-Jawa, baik yang statusnya fungsional maupun operasional.
Baca juga: Pengamat Transportasi Menilai Mudik 2018 Lancar dan Sukses
"Kedua, libur panjang sebelum Hari H dan setelah Hari H yang memungkinkan warga dapat mengatur perjalanan mudiknya lebih leluasa," kata dia kepada Kompas.com, Jumat (22/6/2018).
Ketua Bidang Advokasi Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) itu mengatakan, pada Lebaran tahun sebelumnya, arus mudik bertumpu pada H-3 sampai H-2 dan arus balik menumpuk di H+2 hingga H+3.
Namun pada musim mudik Lebaran 2018 arus mudik terjadi sejak H-7 hingga H-2, sedangkan arus baliknya dimulai dari H+2 hingga H+4.
Dengan panjangnya durasi waktu mudik dan balik, secara otomatis memecah konsentrasi pergerakan warga sehingga tidak menumpuk pada satu tanggal saja.
Bila waktu liburnya pendek, konsentrasi arus mudik atau balik menumpuk pada tanggal yang sama.
"Ketiga, banyak pemudik yang terangkut oleh program mudik gratis. Ada yang diselenggarakan oleh Kementerian Perhubungan, BUMN, swasta independen, partai politik, maupun komunitas-komunitas," kata dia.
Terakhir, menurut Darmaningtyas, jumlah pemudik pada tahun ini relatif menurun. Hal itu terlihat dari tiga indikator yakni, menurunnya tingkat keramaian di desa tujuan mudik, serta kondisi lalu lintas Jakarta yang tidak selengang tahun sebelumnya.
"Indikator ketiga, data Jasa Marga, mengenai jumlah kendaraan yang keluar Pintu Tol Cikampek sejak H-10 sampai H+1 mengalami penurunan, yaitu dari 1.192.704 unit (Lebaran 2017) menjadi 995.393 unit (turun 16,54%) pada Lebaran 2018 ini," tutur Darmaningtyas.
Penurunan tersebut diperkirakan lantaran bersamaannya waktu pencarian sekolah atau kampus baru, sehingga banyak keluarga yang memilih mengalokasikan dananya untuk mencari sekolah atau tempat kuliah anak daripada untuk mudik Lebaran.
"Kecuali itu, makin banyak keluarga yang sudah ditinggalkan oleh orang tua mereka sehingga merasa tidak ada ikatan kuat lagi untuk mudik," tutup dia.
Saksikan video reportase perjalanan mudik Tim Merapah Trans Jawa berikut ini:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.