JAKARTA, KOMPAS.com - Tanggapan pengelola Tol Cipali terkait komentar Ketua Komisi V DPR RI Fary Djemi Francis mengenai kemacetan di rest area tol tersebut masih menjadi berita yang paling populer di kanal Properti Kompas.com, Kamis (21/6/2018).
Di samping itu, tarif Tol JORR yang ditunda kenaikannya serta kabar tentang penutupan ratusan gerai Starbucks juga masih menyita perhatian banyak pembaca.
Berikut ini daftar lengkapnya:
1. Tanggapan pemilik Tol Cipali terkait komentar Ketua Komisi V DPR
Terkait komentar Ketua Komisi V DPR RI Fary Djemi Francis tentang rest area di Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) sebagai sumber kemacetan arus mudik, PT Lintas Marga Sedaya (LMS) memberikan tanggapan resmi.
Wakil Direktur Utama PT Lintas Marga Sedaya Firdaus Azis mengatakan, Tol Cipali merupakan titik lelah para pengemudi yang kembali dari daerah masing-masing mulai dari wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, dan sekitarnya sehingga mereka membutuhkan waktu istirahat lebih lama.
"Namun demikian, kapasitas rest area yang terbatas sudah kami antisipasi sebagai titik kemacetan. Kami bekerja sama dengan semua pihak mulai kepolisian, TNI, pemerintah kabupaten, dan lain-lain," ujar Firdaus kepada Kompas.com, Selasa (19/6/2018).
Baca berita selengkapnya di sini: Ini Tanggapan Pemilik Tol Cipali Terkait Komentar Ketua Komisi V DPR
2. Kenaikan tarif Tol JORR ditunda
Setelah menuai polemik di tengah masyarakat, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akhirnya menunda penerapan kenaikan tarif Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) hingga waktu yang belum ditentukan.
Semula perubahan tarif itu akan diberlakukan mulai Rabu besok (20/6/2018) tepat pukul 00.00 WIB.
Penundaan tersebut bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) dan sejumlah Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) dalam menyosialisasikan perubahan secara lebih intensif kepada masyarakat.
Baca berita selengkapnya di sini: Akhirnya, Kenaikan Tarif Tol JORR Ditunda
3. Penutupan 150 gerai Starbucks
Kedai kopi ternama asal Amerika Serikat, Starbucks, tergulung badai ritel. Perusahaan mulai berhemat imbas rontoknya penjualan.