Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Transportasi Publik di Manila Bak Mimpi Buruk

Kompas.com - 02/06/2018, 15:05 WIB
Erwin Hutapea,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

Selain itu, imbuhnya, bicara mengenai bus umum, alat transportasi ini juga tidak kalah buruknya. Tidak ada jadwal perjalanan bus secara reguler. Bus akan berangkat jika penumpang di dalamnya sudah penuh. Jika ada penumpang yang tetap mau ikut terpaksa harus berdiri.

AC atau pendingin ruangan pun akan terus menyala dan pengemudi bus tidak akan mematikannya sepanjang perjalanan. Untung saja harganya murah, cuma 18 peso atau sekitar Rp 4.700, plus tontonan penyanyi Filipina di layar televisi yang tersedia.

“Dibutuhkan solusi yang jitu untuk mengatasi masalah kemacetan dan transportasi publik di Manila yang dianggap sebagai rumah bagi sekitar 15 juta penduduknya,” tambahnya.

Semuanya makin sibuk. Angkutan umum dan taksi harus mengantarkan penumpangnya setiap hari, dan truk barang juga harus mengantarkan bawaannya. Kondisinya ibarat mimpi buruk.

Apabila jam sibuk, Binsky menyarankan agar menghindari jalanan dan kereta komuter, lebih baik di rumah saja. Begitulah kisahnya mengenai ganasnya kehidupan nyata di Manila.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau