Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Tol Palikanci Macet Saat Mudik, Ini Skenario Jasa Marga

Kompas.com - 31/05/2018, 22:30 WIB
Erwin Hutapea,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Jasa Marga (Persero) Tbk menyatakan bahwa puncak arus mudik menjelang Lebaran tahun ini diperkirakan pada tanggal 9 Juni dan arus balik tanggal 19 Juni.

Salah satu ruas jalan yang banyak dilintasi pemudik yaitu Tol Palimanan-Kanci (Palikanci).

Menurut General Manager PT Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Purbaleunyi Reza Febriano, Tol Palikanci dirancang sepanjang 25 kilometer, mulai dari Km 189 sampai Km 214.

Sehari-hari, lalu lintas rata-rata di sana sekitar 49.000 kendaraan. Untuk puncak arus mudik nanti, jumlah kendaraan diproyeksikan bertambah menjadi 57.000. Artinya ada kenaikan sekitar 14 persen.

Baca juga: Catat Tanggal Pelaksanaan Diskon Tarif Tol

"Sementara pada puncak arus balik, diperkirakan jumlahnya mencapai 61.000 kendaraan. Ada kenaikan lebih kurang 24 persen," ujar Reza Febriano saat memberi pemaparan di Rest Area 207 Tol Palikanci, Kamis (31/5/2018).

Maka dari itu, pihaknya berkoordinasi dengan kepolisian untuk melakukan rekayasa lalu lintas saat puncak arus mudik. Ada tiga skenario yang akan dilakukan.

Skenario pertama, jika ada kemacetan atau antrean panjang kendaran di ruas Tol Kanci-Pejagan, kendaraan akan dialihkan keluar di akses Kanci.

"Skenario kedua, kalau masih macet juga, kendaraan akan diarahkan keluar di Gerbang Tol (GT) Ciperna Barat. Untuk yang tujuannya ke Jawa bisa lewat Kuningan," kata Reza.

Adapun skenario ketiga yakni kendaraan akan dialihkan keluar di GT Plumbon 2, kemudian lewat jalur pantura Cirebon ke arah Jawa Tengah dan seterusnya.

Sementara itu, untuk puncak arus balik yang diprediksi tanggal 19 Juni 2018, disiapkan pula tiga skenario.

"Bila di GT Palimanan terjadi antrean hingga 5 kilometer, skenario pertama yaitu kendaraan keluar di GT Palimanan 1, lalu lewat jalan arteri Palimanan," tutur Reza.

Untuk skenario kedua, kendaraan akan dikeluarkan lagi di GT Plumbon 1. Sementara skenario ketiga yaitu mengalihkan arus kendaraan untuk keluar di Ciperna Timur lewat jalan arteri.

"Kalau masih terjadi kemacetan juga, rekayasa lalin dilakukan dengan sistem contraflow," pungkasnya.

Akbar Bhayu Tamtomo PANSELA

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau