KOMPAS.com - Investasi properti dikenal sebagai cara tradisional dan aman untuk menghasilkan keuntungan yang besar.
Selain properti tempat tinggal, sektor komersial atau ritel juga diketahui memberikan hasil investasi yang baik.
"Bagi orang yang ingin mendiversifikasi investasi mereka dengan penghasilan tetap dan modal yang bertumbuh, properti ritel adalah pilihan yang baik," kata seorang pengamat industri.
Faktor pertimbangan
Lokasi menjadi faktor penting ketika berinvestasi properti.
"Jika ada kelebihan pasokan ruko hari ini maka ada juga permintaan untuk itu. Namun, keberhasilannya sangat tergantung di mana lokasinya dan produk apa yang dijual," kata mantan Malaysian Association for Shopping and Highrise Complex Management’s Richard Chan kepada StarBizWeek.
“Hari ini, lokasi bukan satu-satunya kriteria. Jika kompleks perbelanjaan sulit diakses maka akan kosong. Area parkir juga penting. Kemudian, jika lokasi di sekitarnya sudah berkembang, itu juga lebih baik lagi.”
Dalam hal tren penyewaan, Managing Director Carey Real Estate Sdn Bhd Nixon Paul mencatat bahwa minimarket, gerai makanan cepat saji, dan bank cenderung berada di lokasi yang sudah berkembang dengan banyaknya lalu lintas pejalan kaki.
"Unit yang berada di sudut selalu jadi yang paling dicari, berkompetisi dengan restoran lokal sebagai pesaing nomor satu,” ujar Nixon.
Dia menuturkan, gerai makanan dan minuman cenderung mencari lokasi yang menyediakan area parkir mobil.
"Gerai kelas atas cenderung menyediakan layanan parkir valet untuk mengatasi masalah ini," ucapnya.
“Penyewaan tanah untuk bisnis tersebut bisa dilakukan ketika si pemilik tanah tidak bisa mendapatkan penyewa setelah menunggu dalam waktu yang lama. Contoh kompleks yang banyak dicari yaitu Sungai Wang Plaza dan Times Square," tutur Nixon.
Dia menuturkan banyak kompleks perbelanjaan yang gagal dijual ke publik, tetapi kedua kompleks tersebut berhasil dijual dengan harga yang bagus. Harganya berkisar dari Rp 10 jutaan hingga Rp 71 jutaan per meter persegi.