STOCKHOLM, KOMPAS.com - Peritel furnitur ternama asal Swedia, IKEA, menyampaikan kabar mengejutkan. Mereka bersiap melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada sejumlah karyawannya.
Seperti dikutip dari The Local Sweden, Minggu (6/5/2018), sebanyak 110 karyawan IKEA di negeri Skandinavia itu terkena PHK. Rinciannya, 90 karyawan berada di Malmö dan 20 orang lainnya di Helsingborg dan Älmhult.
Bagian yang terkena kocok ulang adalah bidang sumber daya manusia, pemasaran, dan komunikasi.
Baca juga : Ingvar Kamprad, Pendiri IKEA Tutup Usia
Tak luput pula PHK bisa menjalar ke negara lainnya, seperti Belanda dan Belgia.
IKEA dalam keterangan resminya menyebutkan, pendepakan itu imbas redupnya ritel konvensional seiring kemajuan bisnis daring.
"Di dalam IKEA, tengah terjadi suatu transformasi besar," ungkap Tolga Öncü, Retail Manager IKEA kepada The Local Sweden.
IKEA, lanjut Tolga, sedang menganalisis secara saksama struktur organisasinya agar lebih sederhana dan tidak birokratis.
"Upaya itu membuat kami dengan berat hati harus mengumumkan terjadinya PHK," sambung dia.
"Kami juga sedang berunding dengan serikat pekerja. Bagaimana pun inilah momentum untuk bertransformasi," cetus Tolga.
Ketika ditanya lebih lanjut terkait latar belakang PHK, Tolga bersedia angkat bicara.
Menurutnya, IKEA sedang mengobarkan bisnis daring dan berupaya mengurangi ketergantungan pada penjualan di toko konvensional.
"Sekitar 75 tahun, model bisnis IKEA senantiasa bergantung pada satu saluran saja, yaitu gerai fisik. Saat ini, kami tengah mencoba masuk pada berbagai saluran penjualan," pungkas Tolga.
Dalam catatan Kompas.com, orang nomor satu di IKEA pun telah menyatakan ambisinya untuk transformasi bisnis IKEA.
Chief Executive Officer IKEA Jesper Brodin mengatakan, peritel itu bersiap menelurkan perubahan radikal hingga beberapa waktu ke depan.
Utamanya, dalam mengubah bisnis menjadi lebih dekat dengan teknologi.
Baca juga : Begini Jurus IKEA Jauhkan Bisnis dari Kebangkrutan...
Menurut Jesper, dalam strategi tiga tahun mendatang, IKEA menargetkan seluruh cabang di negara manapun sudah mengadopsi layanan digital.
"Kami dalam proses transformasi bisnis, titik di mana lebih menantang dari masa-masa sebelumnya. Gelombang perubahan itu bakal cepat sekali," ungkap Jesper.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.