Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Walhi: 30 Persen Kawasan Puncak Beralih Fungsi Jadi Hutan Beton

Kompas.com - 29/03/2018, 17:30 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Kawasan puncak pass kembali mengalami longsor pasca diguyur hujan dengan intensitas tinggi pada Rabu (28/3/2018) malam.

Seakan menjadi langganan, longsor selalu menghantui masyarakat, baik yang tinggal maupun melintasi kawasan tersebut, kala hujan mengguyur.

Menurut Ketua Walhi Jawa Barat Dadan Ramdan, struktur tanah di kawasan puncak yang menjadi bagian dari Daerah Aliran Sungai (DAS) hulu Ciliwung-Cisadane dikenal gembur dan mudah tergerus air. Tak heran bila kawasan ini rawan longsor.

“Selain itu juga potensi gerakan tanahnya cukup besar. Ditambah lagi kondisi lingkungan alaminya yang sudah beralih fungsi oleh berbagai aktivitas,” kata Dadan saat dihubungi Kompas.com, Kamis (29/3/2018).

Dari sekitar 29.000 hektar luas area DAS hulu Ciliwung-Cisadane, sekitar 10.000 hektar atau lebih dari 30 persen sudah beralih fungsi menjadi ‘hutan beton’.

Dalam arti, sudah banyak lahan yang dimanfaatkan untuk didirikan bangunan baik itu untuk hunian maupun kegiatan komersial.

“Belum lagi hutan yang hilang sekitar 3.000 hektar karena alih fungsi menjadi sarana wisata atau pertanian. Itu ada di beberapa kecamatan seperti Cisarua, Megamendung, Babakan Maja dan beberapa wilayah lain,” tambah Dadan.

Maraknya longsor, lanjut Dadan, juga tidak terlepas dari perubahan cuaca ekstrim akibat pemanasan global. Saat ini, menurut dia, kawasan puncak tengah mengalami bencana hidrometereologi, yaitu intensitas curah hujan cukup tinggi dan sulit diprediksi.

“Sebenarnya Maret ini sudah masuk musim kemarau, tapi masih hujan di Jawa Barat,” kata dia.

Ia pun mengingatkan, agar pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat dapat berkolaborasi dalam menjaga kelestarian DAS hulu CIliwung-Cisadane.

Keberadaan kawasan ini memiliki peran strategis. Sebab, kawasan ini menjadi daerah penampung air bila hujan turun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau