KompasProperti – Langkah agresif ditempuh peritel Walmart di tengah gonjang-ganjing industri ritel. Aksi korporasi terus menjadi sorotan publik.
Belum sebulan tahun 2018 berjalan, peritel tersohor Negeri Liberty itu telah membuat sejumlah gebrakan. Diawali penutupan toko gerai Sam’s Club miliknya, menaikkan gaji, hingga mengucurkan bonus berlimpah.
Ternyata, aksi Walmart tak berhenti di sana. Walmart kini bersiap memangkas jumlah karyawannya. Ribuan pekerja terancam masuk kotak.
Baca juga: Toko Berguguran, Karyawan Walmart Malah “Diguyur” Kenaikan Gaji
Sebagaimana dilaporkan Bloomberg, Sabtu (13/1/2018), aksi “bersih-bersih” itu menyentuh jabatan prestisius di Walmart.
Peritel itu memangkas sedikitnya 3.500 asisten kepala toko, sebuah posisi penting sebagai tulang punggung bisnis peritel itu.
Walmart berencana menghadirkan struktur organisasi baru setelah aksi PHK tersebut. Sebanyak 1.700 jabatan pengawas dengan bayaran lebih rendah akan direkrut untuk memerhatikan bisnis yang tengah tumbuh cepat, yakni pesanan daring (online).
Menurut sumber Bloomberg, semua asisten kepala toko telah diberitahu pada Jumat (13/1/2018) terkait rencana mengejutkan itu. Mereka yang terkena dampak masih dapat mengajukan permohonan baru untuk peran lain dalam perusahaan.
Baca juga: Berapa Bonus Awal Tahun Karyawan Walmart?
Perombakan besar-besaran itu bertujuan menyingkirkan karyawan yang berkinerja buruk serta memperjelas kaderisasi dalam perusahaan. Semangat utama dari pembenahan itu adalah terciptanya bisnis yang lebih efisien di tengah lesunya ritel.
Meski menghilangkan ribuan pekerjaan, Walmart diketahui telah meningkatkan kesejahteraan karyawannya melalui kenaikan gaji. Itu bisa terlaksana berkat pemotongan pajak perusahaan sebagaimana regulasi baru pemerintah Amerika Serikat.
Mesti gesit
Dalam pernyataan resminya, pihak Walmart menyebut industri ritel kian menantang. "Ritel berubah dengan cepat dan kami perlu berubah untuk memenuhi kebutuhan pelanggan," ujar juru bicara Walmart.
"Untuk menguatkan persaingan dan memenangkan pertempuran di industri ini, kami harus melakukan perubahan di seluruh bagian perusahaan. Investasi lanjutan dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan bisnis,” demikian pernyataan resmi Walmart.
Meskipun Walmart menghadapi ancaman yang lebih besar dari Amazon belakangan ini, peritel itu mulai bangkit dalam hal penjualan pada kuartal terakhir 2017. Saham Walmart juga naik 43 persen tahun lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.