Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Realisasi Proyek Jembatan Pancasila Palmerah NTT Tunggu Sinyal Pusat

Kompas.com - 02/01/2018, 16:28 WIB
Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KUPANG, KompasProperti - Hingga saat ini, Jembatan Pancasila Palmerah yang rencananya akan dibangun di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), belum juga menemui titik terang.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi NTT Andre Koreh mengatakan, hingga kini proses pra feasibility study (studi kelayakan) sudah selesai.

"Saat ini sedang dalam tahapan negosiasi harga jual listrik dan skema pembiayaan antara investor dengan pemerintah pusat, dalam hal ini Menko Maritim, Menteri ESDM, Bapennas dan Menteri Keuangan,"kata Andre kepada Kompas Properti, Selasa (2/1/2017).

Karena itu lanjut Andre, pihaknya masih menunggu semua keputusan dari pemerintah pusat.

Sebelumnya, Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Frans Lebu Raya mengatakan, rencana pembangunan jembatan Pancasila-Palmerah sepanjang 800 meter yang menghubungkan Larantuka dan Adonara, di Flores Timur, kian mengarah pada titik terang.

"Proses Feasibility Study (FS) dan Detail Engeneering Desain (DED) atau desain teknis secara detail, diharapkan selesai akhir Oktober 2017 ini," kata Frans kepada KompasProperti, di Kupang Selasa (10/10/2017).

Menurut Frans, jika proses FS dan DED selesai dan dinyatakan layak, maka pelaksanaan pembangunan fisik jembatan Pancasila-Palmerah, di Larantuka dapat dimulai oleh Tidal Bridge (Belanda).

Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Gubernur NTT, Frans Lebu Raya dan investor Tidal Brigde, di Den Haag, Belanda telah dilakukan pada 22 April 2016 lalu.

Pelaksanaan pembangunan jembatan ini mengguna skema business to business, dan sepenuhnya merupakan dana investasi asing.

"Pembangunan jembatan ini tidak menggunakan dana APBD tapi melalui dana investasi asing sebagai bentuk kerja sama antara Indonesia dan Belanda," katanya.

Terkait turbin listrik arus laut di jembatan Pancasila-Palmerah, lanjutnya penentuan harganya butuh persetujuan dan kesepakatan bersama antara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan PLN.

Pihak yang akan membeli energi listrik adalah PLN. "Saya pernah mendampingi tim dari Belanda untuk menawarkan Tarif Listrik (TL) arus laut di jembatan Pancasila-Palmerah sebesar 16 sen dolar AS per Kilo Watt Hour (KWH)," ungkap Frans.

Untuk penentuan besaran tarif listrik kata Frans, sejalan dengan kebijakan Kementerian ESDM, harus diolah atau ditinjau kembali supaya lebih murah dan dapat dijangkau masyarakat.

Hal terpenting adalah penentuan tarif listrik dengan harga yang tidak terlalu mahal agar dapat dibeli PLN dari investor.

"Akhirnya, tarif listrik diajukan sebesar 7,2 sen dolar AS. Mudah-mudahan dapat disetujui bersama kelayakan FS-DED, sehingga pelaksanan jembatan Pancasila-Palmerah dapat dimulai," tutupnya.(K57-12)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau